sumber : http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/07/alat-kontrasepsi-susuk-implant.htmlALAT KONTRASEPSI SUSUK (IMPLANT) BKKBN Kontrasepsi implant adalah alat kontrasepsi bawah Kulit (Hanafi, 2004). Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgetrel yang dibungkus dalam kapsul silastic silicon polidymetri silicon dan disusukan dibawah kulit. Jumlah kapsul yang disusukkan dibawah kulit adalah sebanyak 2 kapsul masing masing kapsul panjangnya 44 mm masing masing batang diisi dengan 70mg levonorgetrel, dilepaskan kedalam darah secara difusi melalui dinding kapsul levonorgetrel adalah suatu progestin yang dipakai juga dalam pil KB seperti mini pil atau pil kombinasi (Prawirohardjo, 2009) Efektif 3 tahun Produksi PT Triyasa Nagamas Farma Nyaman ( hanya 2 buah implant )Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksiPemasangan dan segera kembali setelah implant dicabut.Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan amenorea biasanya pada bulan-bulan awal setelah pemasangan..Aman dipakai pada masa menyusui bayi ( laktasi.)Tediri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lama kerjanya 3 tahun.Lendir serviks menjadi kentalsehingga menghambat seperma membuahi telur. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.Mengurangi transportasi sperma.Menekan ovulasi.Sangat efektif (kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan).Keuntungan Kontrasepsi antara lain adalah daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang sampai 5 tahun, pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan, tidak memerlukan pemeriksaan dalam, bebas dari pengaruh estrogen, tidak mengganggu kegiatan sanggama., tidak menganggu ASI pasien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.Keuntungan Non Kontrasepsi antara lain adalah mengurangi nyeri haid, mengurangi jumlah darah haid, mengurangi dan memperbaiki anemia. melindungi terjadinya kanker endometrium, menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara, melindungi diri dari beberapa, penyebab penyakit radang panggul, menurunkan angka kejadian endometriosis.Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea,timbulnya keluhan-keluhan seperti:Nyeri kepalaPeningkatan/penurunan berat badan Nyeri payudara perasaan mualPening/pusing kepalaPerubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness).Membutuhakan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutanTidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS.Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaiannya kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan.Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat tuberkolosis (rifampisin) atau obat epilepsy (fenitoin dan barbiturat).Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per tahun).YANG BOLEH MENGGUNAKAN IMPLANTUsia reproduksiTelah memilki anak ataupun belumMenghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.Pasca persalinan dan tidak menyusuiRiwayat kehamilan ektopikTekanan darah>180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah atau anemia bulan sabit (sickle cell).Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen.YANG TIDAK BOLEH MENGGUNAKAN IMPLANTHamil atau diduga hamilPerdarahan pervagina yang belum jelas penyebabnya.Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara.Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadiMioma uterus dan kanker payudara.Gangguan toleransi Glukosa.WAKTU MULAI PENGGUNAAN IMPLANTSetiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7. Tidak diperlukan metode kontraseptif tambahan.Insertif dapat dilakukan setiap saat, asal saja tidak diyakini tidak menjadi kehamilan. Bila diinsersi setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan melakukan, hubungan seksual atau menggunakan hubungan kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.Bila klien tidak haid, insersi bisa dilakukan setiap saat, asal saja tidak diyakini kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual atau menggunakan lain untuk 7 hari saja.Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, insersi dapat dilakukan setiap saat, bila menyusui penuh, klien tidak perlu memakai metode kontraspsi lain.Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah menjadi haid kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan implant, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja klien tersebut menyakini tidak hamil, untuk klien menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan benar.Bila kontrasepi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, implant dapat diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut, tidak diperlukan metode kontrasepsi lain.Bila kontrssepi sebelumnya adalah kontrsepsi non-hormonal (kecuali AKDR) dan klien ingin menggatinya dengan implant, insersi implant dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datang hamil berikutnya. i.Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan implant, implant dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7dan klien jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut.Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan (Saifudin, 2006) Alimul. 2003. Metode Penelitian Keperawatan. PT.Rineka Cipta. Jakarta.Alimul. 2007 Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisis Data. Jakarta Salemba Medika.Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.BKKBN. 2005. Journal of Akseptor KB di Indonesia (Internet). Available from : (http://www.bkkbn.com) (Accessed March 15, 2008).Depkes RI 2008. Pelayanan Kontrasepsi Available from : (http//.www.depkes-ri.co.id) (Accessed March 15, 2010). Everett.2008. KB dan Masalah Kesehatan Reproduksi. Jakarta:EGCHartanto.2003. Buku Acuan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : ISBNHanafi. 2001. Buku Acuan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : ISBNHidayati. 2009. Buku Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:Salemba MedikaKumala.2005. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.Kardianan.2009. Journal of Pelayanan Kontrasepsi (Internet). Available from : (http//.www.info-kia.com.id) (Accessed 15 Juli 2009).Kurniawan.2008. Ilmu Perilaku. Jakarta:PT. Rineka CiptaMitrianti.2009. Peran dan Faktor Yang Mempengaruhi. http://www.pt.bangun setya wacana. Diakses tanggal 15 Juli 2009Mochtar, Rustam. 2002. Sinopsis Obstetri : Obstetri Operatif, Obstetri Sosial. EGC. Jakarta.Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia IndonesiaNotoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta.Nursalam. 2003. Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.Pardede.2002. Jenis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta: Salemba Medika Rhenald.2001. Kesehatan Reprodukssi da Masalahnya. Jakarta: PT Rhineka CiptaSoetjiningsih.2002.Tumbuh Kembang.Jakarta:EGC Saifudin.2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan kontrasepsi. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.Sugiyono. 2006. Statistik Untuk Kesehatan. ALFABETA. Bandung.Suhaemi.2006.Kontrasepsi Implant. http//www.suhaemi.web.block. Akses 20 Maret 2010Sulistyo.2009. Farmakologi dan Terapi. Jakarta:FKUIWinknjosastro.2008.Ilmu Kandungan. YBPSP. JakartaWiranti.2009. Karakteristik Pola Menstruasi. Availabel online at (http://www.anknya.wordpress.com/wp-loging/php) (Accessed Juni 15, 2009).