[ Index Informasi Obat ]
Deskripsi
- Nama & Struktur Kimia : Sinonim : Pyrazinecarboxamide ; Pyrazinoic Acid Amide. C5H5N3O
- Sifat Fisikokimia : Pirazinamid berupa serbuk kristal putih, kurang berbau, larut dalam air dan sedikit larut dalam alcohol. Pirazinamid mempunyai pKa 0,5
- Keterangan : Pirazinamid turunan dari niasinamida.
Golongan/Kelas Terapi
Anti Infeksi
Nama Dagang
- Corsazinamide - Neotibi - Pezeta Ciba 500 - Prazina
- Sanazet - TB Zet - Pyrazinamid (Generik)
Indikasi
Tuberkulosis, dalam kombinasi dengan obat lain
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Oral : pengobatan tuberkolosis
Catatan : Digunakan sebagai bagian dari multidrug regimen. Regimen pengobatan meliputi fase pengobatan awal 2 bulan, diikuti dengan fase lanjutan 4 hingga 7 bulan; frekuensi dan dosis berbeda tergantung dari fase terapi
Anak-anak :
Terapi harian 15 – 30 mg/kg/hari (maksimum : 2 g/hari)
Dua kali seminggu DOT (directly observed therapy) : 50 mg/kg/dosis (maksimal 4 g/dosis)
Dewasa :
Terapi harian 15 – 30 mg/kg/hari
40 – 55 kg : 1000 mg
56 – 75 kg : 1500 mg
76 – 90 kg : 2000 mg
Dua kali seminggu DOT (directly observed therapy): 50 mg/kg
40 – 55 kg : 2000 mg
56 – 75 kg : 3000 mg
76 – 90 kg : 4000 mg
Tiga kali seminggu DOT (directly observed therapy): 25 – 30 mg/kg (maksimal 2,5 g)
40 – 55 kg : 1500 mg
56 – 75 kg : 2500 mg
76 – 90 kg : 3000 mg
Pasien usia lanjut : mulai dari dosis harian yang lebih rendah (15 mg/kg) dan ditingkatkan sampai dosis yang masih dapat ditoleransi
Penyesuaian dosis pada kerusakan ginjal : Cl cr < 50 mL/menit : Hindari penggunaan obat atau turunkan dosis hingga 12 – 20 mg/kg/hari
Hidari penggunaan pada hemodialysis atau peritoneal dialysis, juga pada continous arterivenous atau venous hemofiltration.
Penyesuaian dosis kerusakan hati : pengurangan dosis
Farmakologi
Bakteriostatik atau bakterisid tergantung pada konsentrasi obat pada tempat infeksi
Absorbsi : diabsorbsi dengan baik
Distribusi : terdistribusi luas kedalam jaringan tubuh dan cairan termasuk hari, paru dan cairan serebrospinal
Difusi relatif dari darah kedalam cairan serebrospinal : adekuat dengan atau tanpa inflamasi
Cairan serebrospinal : inflamasi meninges : 100%
Ikatan protein : 50%
Metabolisme : hepatik
T½ eliminasi : 9-10 jam
Waktu untuk mencapai kadar puncak, serum: dalam 2 jam
Ekskresi : urin (4% dalam bentuk obat tidak berubah)
Stabilitas Penyimpanan
Pyrazinamide tablet harus disimpan dalam wadah tertutup rapat pada suhu 15 – 30°C. Tablet yang mengandung kombinasi tetap rifampisin, isoniazid dan pirazinamid harus dilindungi dari kelembaban yang berlebihan, dan disimpan pada 15 – 30°C
Kontraindikasi
Porfiria
Efek Samping
Hepatotoksisitas termasuk demam, anoreksia, hepatomegali, splenomegali, jaundice, gagal hati; mual, muntah,kemerahan, disuria, atralgia, anemia sideroblastik, ruam dan kadang-kadang fotosensitivitas.
Interaksi
- Dengan Obat Lain : Meningkatkan efek/toksisitas: kombinasi terapi dengan rifampin dan pirazinamid berhubungan dengan reaksi hepatotoksik yang fatal dan berat
- Dengan Makanan : -
Pengaruh
- Terhadap Kehamilan : Produsen menyarankan penggunaan hanya jika potensial keuntungan lebih besar dari resikonya. Regimen standar dapat digunakan selama kehamilan dan menyusui. Faktor risiko : C
- Terhadap Ibu Menyusui : Hanya terdapat dalam jumlah kecil dalam air susu,gunakan dengan hati-hati.
- Terhadap Anak-anak : Pirazinamid dapat ditoleransi dengan baik oleh anak-anak
- Terhadap Hasil Laboratorium : Interaksi dengan tes laboratorium : bereaksi dengan Acetest dan Ketosix menghasilkan warna coklat kemerah-merahan
Parameter Monitoring
Tes fungsi hati, serum asam urat, kultur sputum, X-ray dada.
Bentuk Sediaan
Tablet
Peringatan
Kehamilan, kerusakan hati (monitor fungsi hati) ; diabetes ; gout (dihindari pada serangan akut). Penggunaan obat pada pasien dengan penyakit hati : pasien atau keluarganya harus diberitahu tanda-tanda gangguan fungsi hati , dan menyarankan untuk tidak meneruskan pengobatan dan segera memeriksakan diri jika timbul gejala seperti: mual, muntah, malaise dan jaundice.
Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus
-
Informasi Pasien
Jumlah dan frekuensi penggunaan obat tergantung dari beberapa faktor, seperti kondisi pasien, umur dan berat badan. Bila anda mempunyai pertanyaan yang berkaitan dengan jumlah dan/ frekuensi pemakaian obat tanyakan pada dokter atau apoteker.
Obat ini dapat digunakan satu kali sehari atau dua kali sehari.
Gunakan obat ini hingga habis. Jika anda tidak menggunakan obat ini sesuai dengan resep pada waktu yang telah ditentukan, maka infeksi tidak dapat disembuhkan dan dapat terjadi masalah kesehatan yang serius pada Anda.
Hubungi dokter bila terjadi demam, hilang nafsu makan, nyeri badan, mual, muntah, urin berwarna gelap, warna kuning pada kulit dan mata, nyeri dan terjasi pembengkakan pada sendi.
Pada pasien dengan infeksi HIV, diperlukan durasi pengobatan yang lebih panjang.
Tes laboratorium diperlukan untuk memonitor terapi. Pastikan hal ini dilakukan.
Obat ini selalu digunakan bersama dengan obat lain untuk mengobati tuberkulosis.
Jangan menghentikan pemakaian obat ini tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Kondisi medis awal pasien harus diceritakan pada petugas kesehatan sebelum menggunakan obat ini.
Jangan menggunakan obat melebihi jumlah yang telah diresepkan, kecuali atas anjuran dokter.
Jangan menggunakan OTC atau obat resep yang lain tanpa memberitahu dokter yang merawat.
Jika pasien lupa minum obat, segera mungkin minum obat setelah ingat. Jika terlewat beberapa jam dan telah mendekati waktu minum obat berikutnya jangan minum obat dengan dosis ganda, kecuali atas saran dari tenaga kesehatan .
Jika lebih dari satu kali dosis terlewat, mintalah nasehat dokter atau apoteker.
Obat ini hanya digunakan oleh pasien yang mendapat resep. Jangan diberikan pada orang lain
Mekanisme Aksi
Perubahan menjadi asam pirazinoat pada strain Mycobacterium dimana pH lingkungan mejadi lebih rendah ; mekanisme aksi yang pasti tidak jelas.
Monitoring Penggunaan Obat
Tes fungsi hati secara periodik, serum asam urat, kultur sputum, X-ray dada 2 – 3 bulan selama pengobatan dan setelah pengobatan selesai.
Daftar Pustaka
BNF 50
AHFS Drug Information 2005
MIMS Indonesia 2006/2007
Drug Fact & Comparisons 2003
Drug Information Handbook