Definisi
Gamelli adalah suatu kehamilan dengan dua jenis atau lebih. Kejadian kehamilan ganda dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, adalah faktor genetik dan keturunan, umur dan parietas, ras atau suku bangsa dan obat pemicu ovulasi, keadaan ini termasuk keadaan kategori resiko tinggi dalam kehamilan dan persalinan.
Terdapat 2 jenis gamelli :
1. Gamelli monozigotik (satu telur, identik)
2. Gamelli dizigotik (dua telur, froternal)
Etiologi
- Bangsa
- Hereditas Hanya mempunyai pengaruh terhadap
- Umur dan parietas kehamilan kembar yang berasal dari dua telur.
- Obat kelamin
- Hormon gonodotropin
Masalah
• Partus prematur, pre eklamsia/eklamsia, anemia, mal presentasi, perdarahan pasca persalinan.
• Bila kedua janin tidak lahir spontan dalam 30 menit setelah janin pertama lahir, maka janin kedua harus dilahirkan dengan tindakan obstetrik karena resiko kehidupan pada janin kedua akan meningkat sejalan dengan waktu.
Penanganan Umum
Konfirmasi diagnosis diberikan diet sesuai dengan kebutuhan : kalori, protein, mineral, vitamin, zat besi, asam lemak esensial.
Penilaian Klinik
Selama kehamilan
Penilaian klinik selama kehamilan bertujuan untuk membuat diagnosis, mengenali hamil ganda secara dini dan melakukan upaya preventif terhadap penyulit serta menatalaksana dengan baik. Berbagai kemungkinan kelainan patologis dan komplikasi sewlama kehamilan.
Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis, perlu dilakukan pemeriksaan dengan berhubungan dengan dugaan kehamilan ganda, yaitu :
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan klinik gejala-gejala dan tanda-tanda
c. Pemeriksaan USG
d. Pemeriksaan radiologi, dan pemeriksaan lain bila diperlukan.
Diagnosis kehamilan ganda
Cara Gejala dan tanda
• Anamnesa • Riwayat adanya keturunan kembar dalam keluarga
• Telah mendapat pengobatan infertilitas
• Adanya uterus yang cepat membesar: fundus uteri > 4 cm dari amenorea
• Gerakan anak yang terlalu ramai
• Pemeriksaan klinik • Besar uterus melebihi lamanya amenore
• Uterus cepat membesar pada pemeriksaan ulang
• Pemeriksaan berat badan bertambah dengan cepat tanpa adanya odema atau obesitus
• Teraba 2 balotemen lebih
• Teraba 3 bagian besar janin
• Terdengar 2 DJJ dengan perbedaan 10 atau lebih
• Pemriksaan USG • Kelihatan 2 bayangan janin dengan 1atau 2 kantong amnion. Diagnosis dengan USG sudah dapat ditegakan pada kehamilan 10 minggu.
• Pemeriksaan X-Roy • Pemeriksaan dengan rotgen sudah jarang dilakukanb untuk megdiagnosa kehamilan ganda karena cahaya penyinaran
• Diagnosa pasti • Secara klinis
- Teraba 2 kepala, bokong dan 1 dan 2 punggung
- Terdengar 2 denyut jantung janin ditempat yang berjauhan dengan perbedaan 10 denyut permenit/lebih.
• Diagnosis diferensial • Kehamilan tunggal dengan janin besar
• Hidramnion
• Molahidatidosa
• Kehamilan dengan tumor
Pada Persalinan
Penilaian klinik pada persalinan serupa dengan pada kehamilan ditambah dengan :
• Penilaian his
• Sudah impartu atau belum, lama inpartu, fase persalinan
• Letak, presdasi, dan turunnya janin
• Selaput ketuban, pecah atau belum
Penanganan
Selama kehamilan
• Penilaian pertumbuhan janin dan penanganan bila ada masalah
- Kemajuan pertumbuhan janin (fetometri)
- Deteksi kelainan kongenital
• Penilaian retradasi pertumbuhan secara USG
• Pematangan paru janin : bila ada tanda-tanda partus prematurus yang menancam dengan pemberian betamethoson 24 mg/hari
• Rawat inap bila
- Ada kelainan obstetri
- Ada his/pembukaan serviks
- Adanya hipertensi
- Pertumbuhan salah satu janin terganggu
- Kondisi sosial yang tidak baik
- Profilaksis/mencegah partus prematurus dengan obat katolitik
- Pemasangan jerat (shirodkar’s operation)
Pada persalinan
• Prinsip-prinsip penanganan
Sebaiknya, persalinan ditangani oleh penolong persalinan yang terampil agar mampu mengenali dan menangani berbagai komplikasi antara lain :
- Persalinan preterm
- Difungsi uterus
- Presentasi abnormal
- Prolapus tali pusat
- Solusio plasenta
- Perdarahan postpartum
• Tenaga penolong persalinan tersebut diatas harus selalu mendampingi dan mengnangani proses persalinan
• Siapkan istrumen dan bahan untuk kondisi gawat darurat, termasuk persediaan darah yang sesuai
• Pasang invus profilaksis
• Siapkan tenaga terlatih dan berpengalaman untuk resusitasi atau mengatasi kondisi gawat darurat
• Tersedianya fasilitas dan sarana yang memadai untuk persalinan ganda
• Persalinan sebaiknya dilakukan di rumah sakit.
Prinsip penanganan kehamilan ganda
Bayi I
• Cek persentasi
- Bila verteks lakukan pertolongan sama dengan presentasi normal dan lakukan monitoring dengan partograf
- Bila persentasi bokong, lakukan pertolongan sama dengan bayi tunggal presentasi bokong
- Bila letak lintang lakukan seksio sesaria.
• Monitoring janin dengan auskurtasi berkala DJJ
• Pada kala II beri oksitosis 2,5 IU dalam 500 ml dekstrose 5% atau ringer laktat/ 10 tts / mt.
Bayi II
• Segera setelah kelahiran bayi I
- Lakukan palpasi abdomen untuk menentukan adanya bayi selanjutnya
- Bila letak lintang lakukan versi luar
- Periksa DJJ
- Lakukan pemeriksaan vaginal untuk : adanya prolaps funikuli, ketuban pecah atau intak, presentasi bayi.
• Bila presentasi verteks
- Bila kepala belum masuk, masukan pada PAP secara manual
- Ketuban dipecah
- Periksa DJJ
- Bila tak timbul konteraksi dalam 10 menit, tetesan oksitosin dipercepat sampai his adekuat
- Bila 30 menit bayi belum lahir lakukan tindakan menurut persyaratan yang ada (vakum, forceps, seksio)
• Bila presentasi bokong
- Lakukan persalinan pervaginan bila pembukaan lengkap dan bayi tersebut tidak lebih besar dari bayi I
- Bila tak ada konteraksi sampai 10 menit, tetesan oksidosin dipercepat sampai his adekuat
- Pecahkan ketuban
- Periksa DJJ
- Bila gawat, janin lakukan ekstraksi
- Bila tidak mungkin melakukan persalinan pervaginam lakukan seksio secarea.
• Bila letak lintang
- Bila ketuban intak, lakukan versi luar
- Bila gagal lakukan seksio secarea
• Pasca persalinan berikan oksitosin drip 20 IU dalam 1 liter cairan 60 tetes/menit atau berikan ergometrin 0,2 mg IM 1 menit sesudah kelahiran anak yang terakhir dan lakukan manajemen aktif kala II. Untuk mengurangi perdarahan pasca persalinan
Komplikasi
• Pada ibu : Anemia, abortus, PIH dan pre eklamsia, hidramnion, konteraksi hipotonik, retensio plasenta, perdarahan pasca persalinan.
• Pada janin : Plasenta previa, solusio plasenta, insufiensi plasenta, partus prenaturus bayi kecil, mal presentasi, prolaps tali pusat, kelainan kongenital.
PENANGANAN KEHAMILAN GANDA MENURUT LOKASI
ATAU TINGKAT PELAYANAN
Polindes - Melakukan asuhan antenatal
- Menegakkan diagnosis secara klinis, jika ada keraguan dirujuk ke rumah sakit untuk pemeriksaan USG atau radioologi
- Merujuk pasien bila ada kelainan pada kehamilan
- Mencegah anemia dan komplikasi-komplikasi yang mungkin timbul selama kehamilan
- Merujuk pasien ke puskesmas bila pasien in partu
Puskesmas - Melakukan asuhan antenatal
- Memastikan diagnosis kehamilan ganda
- Menolong persalinan pervaginam bila anak pertama dan kedua dengan presentasi kepala
- Merujuk ke rumah sakit bila presentasi anak kedua bukan presentasi kepala
Rumah Sakit - Melakukan perawatan antenatal
- Melakukan pertolongan lengkap untuk persalinan pervaginan
- Melakukan tindakan bedah jika ada indikasi.
Gamelli adalah suatu kehamilan dengan dua jenis atau lebih. Kejadian kehamilan ganda dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, adalah faktor genetik dan keturunan, umur dan parietas, ras atau suku bangsa dan obat pemicu ovulasi, keadaan ini termasuk keadaan kategori resiko tinggi dalam kehamilan dan persalinan.
Terdapat 2 jenis gamelli :
1. Gamelli monozigotik (satu telur, identik)
2. Gamelli dizigotik (dua telur, froternal)
Etiologi
- Bangsa
- Hereditas Hanya mempunyai pengaruh terhadap
- Umur dan parietas kehamilan kembar yang berasal dari dua telur.
- Obat kelamin
- Hormon gonodotropin
Masalah
• Partus prematur, pre eklamsia/eklamsia, anemia, mal presentasi, perdarahan pasca persalinan.
• Bila kedua janin tidak lahir spontan dalam 30 menit setelah janin pertama lahir, maka janin kedua harus dilahirkan dengan tindakan obstetrik karena resiko kehidupan pada janin kedua akan meningkat sejalan dengan waktu.
Penanganan Umum
Konfirmasi diagnosis diberikan diet sesuai dengan kebutuhan : kalori, protein, mineral, vitamin, zat besi, asam lemak esensial.
Penilaian Klinik
Selama kehamilan
Penilaian klinik selama kehamilan bertujuan untuk membuat diagnosis, mengenali hamil ganda secara dini dan melakukan upaya preventif terhadap penyulit serta menatalaksana dengan baik. Berbagai kemungkinan kelainan patologis dan komplikasi sewlama kehamilan.
Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis, perlu dilakukan pemeriksaan dengan berhubungan dengan dugaan kehamilan ganda, yaitu :
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan klinik gejala-gejala dan tanda-tanda
c. Pemeriksaan USG
d. Pemeriksaan radiologi, dan pemeriksaan lain bila diperlukan.
Diagnosis kehamilan ganda
Cara Gejala dan tanda
• Anamnesa • Riwayat adanya keturunan kembar dalam keluarga
• Telah mendapat pengobatan infertilitas
• Adanya uterus yang cepat membesar: fundus uteri > 4 cm dari amenorea
• Gerakan anak yang terlalu ramai
• Pemeriksaan klinik • Besar uterus melebihi lamanya amenore
• Uterus cepat membesar pada pemeriksaan ulang
• Pemeriksaan berat badan bertambah dengan cepat tanpa adanya odema atau obesitus
• Teraba 2 balotemen lebih
• Teraba 3 bagian besar janin
• Terdengar 2 DJJ dengan perbedaan 10 atau lebih
• Pemriksaan USG • Kelihatan 2 bayangan janin dengan 1atau 2 kantong amnion. Diagnosis dengan USG sudah dapat ditegakan pada kehamilan 10 minggu.
• Pemeriksaan X-Roy • Pemeriksaan dengan rotgen sudah jarang dilakukanb untuk megdiagnosa kehamilan ganda karena cahaya penyinaran
• Diagnosa pasti • Secara klinis
- Teraba 2 kepala, bokong dan 1 dan 2 punggung
- Terdengar 2 denyut jantung janin ditempat yang berjauhan dengan perbedaan 10 denyut permenit/lebih.
• Diagnosis diferensial • Kehamilan tunggal dengan janin besar
• Hidramnion
• Molahidatidosa
• Kehamilan dengan tumor
Pada Persalinan
Penilaian klinik pada persalinan serupa dengan pada kehamilan ditambah dengan :
• Penilaian his
• Sudah impartu atau belum, lama inpartu, fase persalinan
• Letak, presdasi, dan turunnya janin
• Selaput ketuban, pecah atau belum
Penanganan
Selama kehamilan
• Penilaian pertumbuhan janin dan penanganan bila ada masalah
- Kemajuan pertumbuhan janin (fetometri)
- Deteksi kelainan kongenital
• Penilaian retradasi pertumbuhan secara USG
• Pematangan paru janin : bila ada tanda-tanda partus prematurus yang menancam dengan pemberian betamethoson 24 mg/hari
• Rawat inap bila
- Ada kelainan obstetri
- Ada his/pembukaan serviks
- Adanya hipertensi
- Pertumbuhan salah satu janin terganggu
- Kondisi sosial yang tidak baik
- Profilaksis/mencegah partus prematurus dengan obat katolitik
- Pemasangan jerat (shirodkar’s operation)
Pada persalinan
• Prinsip-prinsip penanganan
Sebaiknya, persalinan ditangani oleh penolong persalinan yang terampil agar mampu mengenali dan menangani berbagai komplikasi antara lain :
- Persalinan preterm
- Difungsi uterus
- Presentasi abnormal
- Prolapus tali pusat
- Solusio plasenta
- Perdarahan postpartum
• Tenaga penolong persalinan tersebut diatas harus selalu mendampingi dan mengnangani proses persalinan
• Siapkan istrumen dan bahan untuk kondisi gawat darurat, termasuk persediaan darah yang sesuai
• Pasang invus profilaksis
• Siapkan tenaga terlatih dan berpengalaman untuk resusitasi atau mengatasi kondisi gawat darurat
• Tersedianya fasilitas dan sarana yang memadai untuk persalinan ganda
• Persalinan sebaiknya dilakukan di rumah sakit.
Prinsip penanganan kehamilan ganda
Bayi I
• Cek persentasi
- Bila verteks lakukan pertolongan sama dengan presentasi normal dan lakukan monitoring dengan partograf
- Bila persentasi bokong, lakukan pertolongan sama dengan bayi tunggal presentasi bokong
- Bila letak lintang lakukan seksio sesaria.
• Monitoring janin dengan auskurtasi berkala DJJ
• Pada kala II beri oksitosis 2,5 IU dalam 500 ml dekstrose 5% atau ringer laktat/ 10 tts / mt.
Bayi II
• Segera setelah kelahiran bayi I
- Lakukan palpasi abdomen untuk menentukan adanya bayi selanjutnya
- Bila letak lintang lakukan versi luar
- Periksa DJJ
- Lakukan pemeriksaan vaginal untuk : adanya prolaps funikuli, ketuban pecah atau intak, presentasi bayi.
• Bila presentasi verteks
- Bila kepala belum masuk, masukan pada PAP secara manual
- Ketuban dipecah
- Periksa DJJ
- Bila tak timbul konteraksi dalam 10 menit, tetesan oksitosin dipercepat sampai his adekuat
- Bila 30 menit bayi belum lahir lakukan tindakan menurut persyaratan yang ada (vakum, forceps, seksio)
• Bila presentasi bokong
- Lakukan persalinan pervaginan bila pembukaan lengkap dan bayi tersebut tidak lebih besar dari bayi I
- Bila tak ada konteraksi sampai 10 menit, tetesan oksidosin dipercepat sampai his adekuat
- Pecahkan ketuban
- Periksa DJJ
- Bila gawat, janin lakukan ekstraksi
- Bila tidak mungkin melakukan persalinan pervaginam lakukan seksio secarea.
• Bila letak lintang
- Bila ketuban intak, lakukan versi luar
- Bila gagal lakukan seksio secarea
• Pasca persalinan berikan oksitosin drip 20 IU dalam 1 liter cairan 60 tetes/menit atau berikan ergometrin 0,2 mg IM 1 menit sesudah kelahiran anak yang terakhir dan lakukan manajemen aktif kala II. Untuk mengurangi perdarahan pasca persalinan
Komplikasi
• Pada ibu : Anemia, abortus, PIH dan pre eklamsia, hidramnion, konteraksi hipotonik, retensio plasenta, perdarahan pasca persalinan.
• Pada janin : Plasenta previa, solusio plasenta, insufiensi plasenta, partus prenaturus bayi kecil, mal presentasi, prolaps tali pusat, kelainan kongenital.
PENANGANAN KEHAMILAN GANDA MENURUT LOKASI
ATAU TINGKAT PELAYANAN
Polindes - Melakukan asuhan antenatal
- Menegakkan diagnosis secara klinis, jika ada keraguan dirujuk ke rumah sakit untuk pemeriksaan USG atau radioologi
- Merujuk pasien bila ada kelainan pada kehamilan
- Mencegah anemia dan komplikasi-komplikasi yang mungkin timbul selama kehamilan
- Merujuk pasien ke puskesmas bila pasien in partu
Puskesmas - Melakukan asuhan antenatal
- Memastikan diagnosis kehamilan ganda
- Menolong persalinan pervaginam bila anak pertama dan kedua dengan presentasi kepala
- Merujuk ke rumah sakit bila presentasi anak kedua bukan presentasi kepala
Rumah Sakit - Melakukan perawatan antenatal
- Melakukan pertolongan lengkap untuk persalinan pervaginan
- Melakukan tindakan bedah jika ada indikasi.