Penyakit tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA).
Tuberkulosis (TB) dapat menyerang berbagai organ tubuh selain paru-paru. Namun, di bawah ini hanya akan dibahas obat TB untuk paru-paru.
Tujuan pengobatan Tuberkulosis (TB) ialah memusnahkan basil tuberkulosis dengan cepat dan mencegah kambuh.
Idealnya pengobatan dengan obat Tuberkulosis (TB) dapat menghasilkan pemeriksaan sputum negatif baik pada uji dahak maupun biakan kuman dan hasil ini tetap negatif selamanya.
Obat yang digunakan untuk Tuberkulosis (TB) digolongkan menjadi dua kelompok yaitu :
- Obat primer : INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin, Pirazinamid.
Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang masih dapat ditolerir, sebagian besar penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini.
- Obat sekunder : Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan Kanamisin.
Meskipun demikian, pengobatan Tuberkulosis (TB) paru-paru hampir selalu menggunakan tiga obat yaitu INH, Rifampisin dan Pirazinamid pada bulan pertama selama tidak ada resistensi terhadap satu atau lebih obat Tuberkulosis (TB) primer ini.
Isoniazid masih merupakan obat yang sangat penting untuk mengobati semua tipe Tuberkulosis (TB). Efek sampingnya dapat menimbulkan anemia sehingga dianjurkan juga untuk mengkonsumsi vitamin penambah darah seperti Piridoksin (vitamin B6).
Resistensi masih merupakan persoalan dan tantangan. Pengobatan Tuberkulosis (TB) dilakukan dengan beberapa kombinasi obat karena penggunaan obat tunggal akan cepat dan mudah terjadi resistensi.
Disamping itu, resistensi terjadi akibat kurangnya kepatuhan pasien dalam meminum obat. Waktu terapi yang cukup lama yaitu antara 6-9 bulan sehingga pasien banyak yang tidak patuh minum obat selama menjalani terapi.
Penyakit Tuberkulosa
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan pada tahun 1986 merupakan penyebab kematian keempat, menurut hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992.
Gejala sistemik/umum penyakit tuberkulosa :
- Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
- Penurunan nafsu makan dan berat badan.
- Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
- Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
Gejala khusus penyakit Tuberkulosa:
- Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
- Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
- Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai Meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah:
- Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.
- Pemeriksaan fisik.
- Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).
- Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
- Rontgen dada (thorax photo).
- Uji Tuberkulin.
Untuk pemilihan obat TB yang tepat sesuai kebutuhan dan keluhan anda ada baiknya anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter.