Definisi
Plasenta previa ialah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri intemum.
Faktor Predisposisi
1. Multiparitas dan umur lanjut (> 35 tahun)
2. Defek vaskularisasi desicua oleh peradangan dan atrofi
3. Cacat/jaringan parut pada endometrium oleh bekas-bekas pembedahan (SC, kuret, dan lain-lain)
4. Khorion leve persistens
5. Korpus luteum bereaksi terlambat
6. Konsepsi dan nidasi terlambat
7. Plasenta besar pada hamil ganda dan eritropblastosis atau hidrops fetalis.
Klasifikasi Klinis
1. Plasenta previa totalis : seluruh ostium uteri intemum tertutup oleh plasenta.
2. Plasenta previa lateralis/parsialis : sebagian ostium uteri intemum tertutup oleh plasenta.
3. Plasenta previa marginalia : pinggir bawah plasenta berada tepat pada pinggir ostium uteri internum.
Insidens
Satu di antara 125 persalinan terdaftaran (0,8%) di RSCM Jakarta pada tahun 1971 - 1975, sedangkan di RS Dr. Pirngadi Medan 2,64% atau 1 diantara 38 persalinan.
Gejala Klinis
1) Gejala utama plasenta previa adalah perdarahan tanpa sebab, tanpa rasa nyeri dan biasanya berulang (painless, causeless, recurrent bleeding), darahnya berwarna merah segar.
2) Bagian terdepan janin tinggi (floating), sering dijumpai kelainan letak janin.
3) Perdarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal, kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya, sehingga pasien sempat dikirim ke rumah sakit. Tetapi perdarahan berikutnya (recurrent bleeding) biasanya lebih banyak.
4) Janin biasanya masih baik.
Diagnosis
1) Gejala klinis
2) Pemeriksaan ultrasonografi (USG)
3) Periksa dalam di atas meja operasi; infus atau transfusi darah telah dipasang (double set up) :
a) Inspekulo (pemeriksaan dengaqn sepkillum)
b) Meraba forniks, mulai dari forniks posterior, apa ada teraba tahanan lunak (bantalan) antara bagian terdepan janin dengan jari kita.
c) Jan dimasukkan hati-hati kedalam ostium uteri internum (intraservikal) untuk meraba adanya jaringan plasenta.
Pananganan
Semua pasien dengan perdarahan pervaginam pada kehamilan trimester ke tiga, dirawat di rumah sakit tanpa periksa dalam (toucher vagina). Bila pasien dalam keadaan syok karena perdarahan yang banyak, hams segera diperbaikan keadaan umumnya dengan pemberian infus atau transfusi darah.
Selanjutnya penanganan plasenta previa tergantung kepada :
- keadaan umum pasien, kadar Hb
- jumlah perdarahan yang terjadi
- umur kehamilan/taksiran BB janin
- jenis plasenta previa
- paritas dan kemajuan persalinan.
1. Penanganan Ekspektatif
Kriteria :
- Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
- Perdarahan sedikit
- Belum ada tanda-tanda persalinan
- Keadaan umum pasien baik, kadar Hb 8 gr% atau lebih
Rencana penanganan :
- Istirahat baring mutlak
- Infus Dextrose 5% dan elektrolit
- Spasmolitik, tokolitik, plasentotropik, roboransia
- Periksa Hb, HCT, COT, golongan darah, Pemeriksaan USG. Awasi perdarahan terus menerus, tekanan darah (tensi), nadi dan denyut jantung janin
- Apabila ada tanda-tanda plasenta previa, tergantung keadaan, pasien dirawat sampai kehamilan 37 minggu, selanjutnya penanganan secara aktif.
2. Penanganan Aktif :
Kriteria :
- Umur kehamilan (masa gestasi) >37 minggu, BB janin > 2500 gram
- Perdarahan banyak, 500 ml atau lebih Ada tanda-tanda persalinan
- Keadaan umum pasien tidak baik, ibu anemik, Hb < style="font-weight: bold;">Komplikasi
1. Perdarahan dan syok
2. Infeksi
3. Laserasi serviks
4. Plasenta akreta
Prognosis
Ibu :
Dengan adanya fasilitas diagnose dini (USG), transfuse darah, tehnik anestesi dan operasi yang baik dengan indikasi SC yang lebih liberal, prognosis ibu cukup baik. Prognosis kurang balk jika penolong melakukan VT di luar rumah sakit dan mengirim pasien sangat terlambat dan tanpa infus.
Anak :
Kamatian janin umumnya disebabkan prematuritas.
Sumber : dari sini