SELULITIS

DEFINISI
Adalah inflamasi sel pada kulit dan jaringan subkutan yang akut dan menyebar ke samping dan ke bawah[1]. Infeksi ini dapat disebabkan oleh bakteri staphylococcus, streptococcus, bakteri gram positif, namun tidak menutup kemungkinan bakteri gram negatif[2].

Selulitis menyebabkan kulit berwarna merah, hangat, terasa lembut, nyeri, eritematus, dan bengkak[3].

Tidak ada daerah spesifik yang berhubungan dengan perkembangan selulitis, begitu juga dengan ras dan usia[4]. Namun untuk jenis selulitis wajah terjadi pada anak berusia kurang dari 3 tahun[5],/ 6 bulan-3 tahun[4] / 3-24 bulan[6] dan orang dewasa berusia lebih dari 50 tahun [4]. Sedangkan perianal selulitis dominan terjadi pada anak-anak[5].

ETIOLOGI
Bakteri yang menyebabkan selulitis antara lain bakteri streptococcus grup A, streptococcus grup B hemolitikus, staphylococcus aureus, bakteri batang gram negatif (Aeromonas hydrophyla), pneumococcus, haemophilus influenzae tipe B[6].

Selulitis terjadi manakala bakteri tersebut masuk melalui kulit yang bercelah terutama celah antara selaput jari kaki, pergelangan kaki, dan tumit, kulit terbuka, bekas sayatan pembedahan (lymphadenectomy, mastectomy, postvenectomy)[5].

Beberapa faktor yang memperparah resiko dari perkembangan selulitis :

▪ Usia[3]
Semakin tua usia, kefektifan sistem sirkulasi dalam menghantarkan darah berkurang pada bagian tubuh tertentu. Sehingga abrasi kulit potensi mengalami infeksi seperti selulitis pada bagian yang sirkulasi darahnya memprihatinkan.

▪ Melemahnya sistem immun (Immunodeficiency)[3][4]
Dengan sistem immune yang melemah maka semakin mempermudah terjadinya infeksi. Contoh pada penderita leukemia lymphotik kronis dan infeksi HIV. Penggunaan obat pelemah immun (bagi orang yang baru transplantasi organ) juga mempermudah infeksi.

▪ Diabetes mellitus[3]
Tidak hanya gula darah meningkat dalam darah namun juga mengurangi sistem immun tubuh dan menambah resiko terinfeksi. Diabetes mengurangi sirkulasi darah pada ekstremitas bawah dan potensial membuat luka pada kaki dan menjadi jalan masuk bagi bakteri penginfeksi.

▪ Cacar dan ruam saraf[3]
Karena penyakit ini menimbulkan luka terbuka yang dapat menjadi jalan masuk bakteri penginfeksi.

▪ Pembangkakan kronis pada lengan dan tungkai (lymphedema)[3]
Pembengkakan jaringan membuat kulit terbuka dan menjadi jalan masuk bagi bakteri penginfeksi.

▪ Infeksi jamur kronis pada telapak atau jari kaki[3]
Infeksi jamur kaki juga dapat membuka celah kulit sehinggan menambah resiko bakteri penginfeksi masuk

▪ Penggunaan steroid kronik[5]
Contohnya penggunaan corticosteroid.

▪ Gigitan & sengat serangga, hewan, atau gigitan manusia[5]

▪ Penyalahgunaan obat dan alkohol[5]

Mengurangi sistem immun sehingga mempermudah bakteri penginfeksi berkembang.

▪ Malnutrisi[1]
Sedangkan lingkungan tropis, panas, banyak debu dan kotoran, mempermudah timbulnya penyakit ini[1].


MANIFESTASI KLINIK
Penampakan yang paling umum adalah bagian tubuh yang menderita selullitis berwarna merah, terasa lembut, bengkak, hangat, terasa nyeri, kulit menegang dan mengilap[4]. Gejala tambahan yaitu demam, malaise, nyeri otot, eritema, edema, lymphangitis[7]. Lesi pada awalnya muncul sebagai makula eritematus lalu meluas ke samping dan ke bawah kulit dan mengeluarkan sekret seropurulen[1].

Gejala pada selulitis memang mirip dengan eresipelas, karena selulitis merupakan diferensial dari eresipelas. Yang membedakan adalah bahwa selulitis sudah menyerang bagian jaringan subkutaneus dan cenderung semakin luas dan dalam, sedangkan eresipelas menyerang bagian superfisial kulit[5].

PENATALAKSANAAN
▪ Pemeriksaan Laboratorium
▫ CBC (Complete Blood Count), menunjukkan kenaikan jumlah leukosit dan rata-rata sedimentasi eritrosit. Sehingga mengindikasikan adanya infeksi bakteri[7].
▫ BUN level[4]
▫ Creatinin level[4]
▫ Kultur darah, dilaksanakan bila infeksi tergeneralisasi telah diduga[7]
▫ Mengkultur dan membuat apusan Gram, dilakukan secara terbatas pada daerah penampakan luka namun sangat membantu pada area abses atau terdapat bula.
Pemeriksaan laboratorium tidak dilaksanakan apabila penderita belum memenuhi beberapa kriteria; seperti area kulit yang terkena kecil, tidak tersasa sakit, tidak ada tanda sistemik (demam, dingin, dehidrasi, takipnea, takikardia, hipotensi), dan tidak ada faktor resiko[4].
▪ Pemeriksaan Imaging[6]
▫ Plain-film Radiography, tidak diperlukan pada kasus yang tidak lengkap (seperti kriteria yang telah disebutkan)
▫ CT (Computed Tomography)
Baik Plain-film Radiography maupun CT keduanya dapat digunakan saat tata kilinis menyarankan subjucent osteomyelitis. Jika sulit membedakan selulitis dengan necrotizing fascitiis, maka pemeriksaan yang dilakukan adalah :
▫ MRI (Magnetic Resonance Imaging), Sangat membantu pada diagnosis infeksi selulitis akut yang parah, mengidentifikasi pyomyositis, necrotizing fascitiis, dan infeksi selulitis dengan atau tanpa pembentukan abses pada subkutaneus.

MANAJEMEN
Karena selulitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri maka dokter akan memberikan resep antibiotik untuk mengontrol bakteri penginfeksi atau disertai juga dengan analgesik untuk mengurangi rasa sakit.

Pengobatan antimikrobial antara lain :

Beta-lactam antibiotik, aktivitasnya melawan S. Aureus[6]
Ciproflocaxin (750 mg / 12 jam), aman dan efektif bagi berbagai variasi kulit dan infeksi struktur kulit[6]
Moxiflocaxin (400 mg / hari), efektif pada kulit yang tidak sukar dan infeksi jaringan lunak[6].
Cephalexin (500 mg 3 kali / hari), sama seperti Moxiflocaxin[6].
Penisilin dosis tinggi (1,2-2,4 juta unit selama 14-21 hari)[1]
Eritromisin (4 x 1 gram selama 14-21 hari)[1]
Antibiotik berspektrum luas lainnya seperti golongan sefalosporin dan golongan amoksisilin (4 kali sehari 250 mg selama 5-7 hari)[1].
Jika dengan pengobatan oral tanda dan gejala selulitis tidak juga menghilang, meluas, atau menjdi demam tinggi, maka perlu perawatan rumah sakit secara intensif dan mengonsumsi antibiotik melalui pembuluh darah. Obat-obat yang digunakan antara lain
Levoflocaxin dosis tinggi (750 mg sekali / hari), pada kulit dengan ciri khusus yang rumit dan infeksi struktur kulit[6].
Ticarcillin-clavulanate (3,1 gram / 4-6 jam), sama seperti Levoflocaxin dosis tinggi[6]
Linezolid (600 mg / 12 jam), pada penderita dengan komplikasi kulit dengan lesi, penekanan immun, atau pembuluh darah yang tidak cukup[6]
Oxacillin (2 gram / 6 jam), sama seperti Linezolid[6]

PENCEGAHAN[3]
Jika memiliki luka,
▪ Bersihkan luka setiap hari dengan sabun dan air
▪ Oleskan antibiotik
▪ Tutupi luka dengan perban
▪ Sering-sering mengganti perban tersebut
▪ Perhatikan jika ada tanda-tanda infeksi

Jika kulit masih normal,
▪ Lembabkan kulit secara teratur
▪ Potong kuku jari tangan dan kaki secara hati-hati
▪ Lindungi tangan dan kaki
▪ Rawat secara tepat infeksi kulit pada bagian superfisial

PROGNOSIS
Perawatan biasanya berlangsung selama 7-10 hari. Selulitis dapat menjadi parah jika telah kronis dan memiliki potensi mudah terserang infeksi (immunosuppressed)[7]. Namun jika selulitisnya tidak memiliki komplikasi atau tidak begitu rumit maka prognosisnya baik. Dan antibiotik memiliki keefektifan lebih dari 90% pada pasien[1].

DAFTAR PUSTAKA
[1] Siregar, R.S, “Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit”, EGC, 2005, hlm. 59

[2] Tierney, Lawrence M., et all, ”Current Medical Diagnosis & Treatment 2003”, Lange Medical Book/The McGraw Hill Company, 2003,hlm.120-121

[3] http://www.mayoclinic.com/health/cellulitis/DS00450

[4] http://www.emedicine.com/emerg/topic88.htm

[5] Wolff, Klaus et all., ”Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology”, The McGraw Hill Company, 2005, hlm. 600-612

[6] http://content.nejm.org/cgi/reprint/350/9/904.pdf


Share:

recent posts

Popular Posts

Labels

Blog Archive

Recent Posts