Sirkumsisi (circumcision) dapat dilakukan dengan cara tradisional dan medis.
Cara Klasik:
di dalam dunia kedokteran, ada beberapa langkah yang dilakukan ketika melakukan sunat:
mengiris kulit di bagian punggung penis (dorsumsisi). Ini dilakukan untuk mengeluarkan ujung bagian dalam penis.
- mengiris kulit kulup yang mengelilingi penis (sirkumsisi). Dengan begitu, penis jadi terbuka.
- menjahit luka irisan tersebut agar penyembuhannya berlangsung cepat dan tidak timbul komplikasi.
Selain cara klasik di atas, masih ada banyak cara untuk menyunat. Di antaranya adalah:
Cara KunoDengan menggunakan sebilah bambu tajam. Para bong supit alias mantri sunat langsung memotong kulup dengan bambu tajam tersebut. Namun cara ini mengandung risiko terjadinya perdarahan dan infeksi, bila tidak dilakukan dengan steril.
Metode Cincin
Pada metode ini, ujung kulup dilebarkan, lalu ditahan agar tetap meregang dengan cara memasang semacam cincin dari karet. Biasanya, ujung kulup akan menghitam dan terlepas dengan sendirinya. Prosesnya cukup singkat sekitar 3-5 menit.
Metode Mangkuk
Metode ini lebih cocok dilakukan untuk balita atau anak yang memiliki pembuluh darah pada kulup lebih kecil dari ukuran normal.
Metode Lonceng
Laser CO2
Fasilitas Laser CO2 sudah tersedia di Indonesia. Salah satunya, di Jakarta. Laser yang digunakan adalah laser CO2 Suretouch dari Sharplan. Berikut tahapan sunat dengan laser tersebut:
Cara sirkumsisi seperti ini cocok untuk anak pra-pubertal, namun kurang cocok untuk dibawa-bawa ke lapangan misalkan pada khitan masal, karena disamping alat ini mahal dan berat dalam pengoperasiannya mutlak memerlukan jaringan listrik.
Metode Electrocautery- dapat menimbulkan luka bakar yang cukup serius.
- tidak praktis karena mutlak membutuhkan jaringan listrik (PLN)
- jika ada kebocoran (kerusakan) alat, dapat terjadi sengatan listrik yang sangat berbahaya bagi pasien maupun operator.
Sumber: dari sini