Celah atau cleft

Adalah terbentuknya ruangan yang tidak berisi cairan.
Contoh: keratosis folikularis
Share:

Degenerasi kolagen

Terjadi perubahan struktur jaringan kolagen
Misal: granuloma anulare
Share:

Hialinisasi (degenerasi hyaline)

Meningkatnya gambaran eosinofilik serabut kolagen
Share:

Fibrosis:

Bertambahnya serabut serabut kolagen dengan susunan yang berubah dan disertai dengan meningkatnya jumlah sel-sel fibroblast
Share:

MORFOLOGI PENYAKIT KULIT (EFLORESENSI)

Penting mengetahui berbagai ujud kelainan kulit, karena berdasarkan UKK tersebut dapat diperkirakan diagnosis secara klinis !!
Dilakukan di tempat terang
Perhatikan lokasi lesi secara keseluruhan, baru kemudian perhatikan lebih seksama UKK yang dominan maupun yang menyertai serta distribusinya.

Prinsip, 2 UKK/efloresensi:
1. Efloresensi primer
2. Efloresensi sekunder

A. Efloresensi primer
Dikenal beberapa efloresensi primer :
  1. Makula
  2. Papula
  3. Plaque (Plak)
  4. Urtika
  5. Nodul
  6. Papiloma
  7. Kista
  8. Vesikel dan Bula
  9. Pustula
  10. Purpura
  11. Teleangiektasi
  12. Komedo
B. Efloresensi sekunder:
  1. Skuama
  2. Krusta
  3. Erosi
  4. Ulkus
  5. Ekskoriasi
  6. Fisura
  7. Atropi
  8. Sikatriks
  9. Sklerosis
  10. Likenifikasi
  11. Hiperkeratosis
  12. Kunikulus
  13. Sinus
  14. Abses
Share:

DERMATOSIS VESIKOBULOSA

Dermatosis vesikobulosa ialah penyakit kulit dengan kelaianan terutama vesikel & bula, antara lain :
  1. Pemfigus
  2. Pemfigoid bulosa
  3. Dermatitis herpetiformis
  4. Chronic bullous of childhood
  5. Pemfigoid sekatrisial
  6. Herpes gestasiones
Share:

PEMFIGUS

Definisi
Pemfigus ialah penyakit kulit yang kronik dengan bula berdinding kendur, letak intraepidermal, dan dapat fatal

Bentuk
Ada 4 :
  1. Pemfigus vulgaris
  2. Pemfigus eritematosus
  3. Pemfigus foliaseus
  4. Pemfigus vegetans

PEMFIGUS VULGARIS

Gejala khas :
  • Bula kendur, mudah pecah, pada kulit yang tampak normal

  • Tanda Nikolsky positif
  • Akantolisis positif
  • Antibodi IgG intraselular di epidermis dan serum

Etiologi :
  • Penyakit autoimun
  • Peningkatan fenotip HLA-A10 dan HLA-BW13
  • Faktor pencetus : d. Penisilamin (?)

Patogenesis
  1. Hilangnya kohesi sel-sel epidermis (akantolisis)
  2. Antibodi IgG terhadap antibodi determinan pada keratinosit yang sedang berdiferensiasi

Gejala klinis
  • Keadaan umum : buruk
  • Lesi : dimulai di skalp, rongga mulut (60%) : erosi & krusta

  • Menyerang semua mukosa
  • Kulit : bula berdinding kendur, mudah pecah, erosi, krusta

  • Tanda nikolsky (+)
  • Kadang-kadang gatal
  • Sembuh terbentuk hipo/hiperpigmentasi tanpa parut
Histopatologi
Bula intraepidermal suprabasal dan sel-sel epitel yang mengalami akantolisis pada dasar bula, sehingga percobaan Tzanck +
.




Diagnosis banding

  1. Pemfigus jenis lain : D. herpetiformis, P. bulosa
  2. Impetigo krustosa & stomatitis pada lesi awal

Pengobatan
1. Imunosupresan : kortikosteroid
  • Contoh : tablet prednison 60-150 mg/hari atau 3 mg / kgbb
  •  Dosis tinggi IM/IV
  •  Diturunkan bertahap : 10-20 mg/5 hari
2. Antibiotik untuk cegah infeksi sekunder
3. Kurangi efek samping KS, terapi ajuvan dengan sitostatik
4. Rawat luka/erosi pada kulit
5. Keseimbangan cairan & elektrolit

Prognosis
Baik, bila segera diterapi dengan KS dan jaga keseimbangan cairan dan elektrolit



Immunopharmacology of Pemphigus. This diagram depicts hypothetical intracellular biochemical mechanisms mediating the synergistic acantholytic effects of pemphigus antibodies and pro-inflammatory/apoptotic cytokines, as well as the anti-acantholytic action of acetylcholine. Abbreviations: ACh, acetylcholine; AChR, acetylcholine receptor; Dsg, desmoglein; Fas-L, Fas-ligand; IP3, inositol triphosphate; Pab, pemphigus antibodies; PX, pemphaxin (Grando Lab).
Share:

Pengetahuan Umum Seputar Kanker, Dari Definisi Hingga Terapi

Definisi

Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal. (yaitu, tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan tidak berirama) yang dapat menyusup ke jaringan tubuh normal dan menekan jaringan tubuh normal sehingga mempengaruhi fungsi tubuh. Kanker bukan merupakan penyakit yang menular.
Istilah tumor tidak sama dengan kanker. Tumor adalah istilah umum untuk setiap benjolan abnormal. Sedangkan kanker adalah tumor yang bersifat ganas.
Kanker = tumor yang ganas

Epidemiologi

Di dunia, diperkirakan 7,6juta orang meninggal akibat kanker pada tahun 2005 (WHO,2005) dan 84 juta orang akan meninggal hingga 10 tahun ke depan. Kanker merupakan penyebab kematian no.6 di Indonesia (depkes,2003), dan diperkirakan terdapat 100 penderita kanker baru untuk setiap 100.000 penduduk per tahunnya.



Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi angka kejadian kanker adalah : geografis (misal kanker serviks lebih banyak di negara asia), suku bangsa, variasi genetik, jenis kelamin (misal kanker payudara lebih banyak pada wanita), dan pengaruh lingkungan (makanan, pola hidup).



1. Induksi : ada perubahan sel (displasia)
2. Kanker in situ : pertumbuhan kanker terbatas pada jaringan tempat asalnya tumbuh
3. Kanker invasif : sel kanker telah menembus membran basal dan masuk ke jaringan atau organ sekitar yang berdekatan
4. Metastasis : Penyebaran kanker ke kelenjar getah bening dan atau organ lain yang letaknya jauh (misal kanker usus besar menyebar ke hati). Penyebaran ini dapat melalui aliran darah, aliran getah bening, atau langsung dari tumor

Penyebab Kanker

Kanker terjadi karena kerusakan struktur genetik yang menyebabkan pertumbuhan sel menjadi tidak terkontrol. Beberapa penyebab kerusakan gen yaitu :
1. Kelainan genetik / bawaan (± 5%)
2. Karsinogen (zat penyebab kanker)
- merupakan sebagian besar penyebab kanker
- jenis : virus (misal Human papillomavirus penyebab kanker mulut rahim), zat kimia (misal asap rokok menyebabkan kanker paru), sinar radiasi (radiasi ultraviolet pada saat terik dapat menyebabkan kanker kulit), dll
3. Pengaruh lingkungan hidup

Gejala Umum Kanker

Gejala kanker yang muncul tergantung dari jenis, tempat, dan stadium kanker. Gejala kanker pada umumnya adalah sebagai berikut :
• Pembengkakan pada organ tubuh yang terkena (misal ada benjolan di payudara, di perut, dsb)
• Terjadi perubahan warna (misal perubahan warna tahi lalat)
• Demam kronis
• Terjadinya batuk kronis (terutama kanker paru) atau perubahan suara (pada kanker di leher)
• Terjadinya perubahan pada sistem pencernaan/ kandung kemih (misal perubahan pola BAB, BAB berdarah,dsb)
• Penurunan nafsu makan dan berat badan
• Keluarnya cairan atau darah tidak normal (misal keluar cairan abnormal dari puting payudara)
• Dll

Komplikasi Kanker

Dilihat dari penyebabnya, komplikasi akibat kanker dibagi menjadi 3, yaitu :
  1. Akibat langsung kanker (misal, sumbatan saluran cerna pada kanker usus, patah tulang pada kanker tulang, dsb)
  2. Akibat tidak langsung (misal, demam, penurunan berat badan, anemia, penurunan kekebalan tubuh, dsb)
  3. Akibat pengobatan (misal pembengkakan akibat sumbatan kelenjar getah bening pada radiasi kanker payudara; gangguan saraf tepi, penurunan kadar sel darah, kebotakan pada kemoterapi)

Diagnosis

Diagnosis kanker berdasarkan :
- Gejala yang dirasakan pasien
- Temuan pada pemeriksaan fisik
- Hasil pemeriksaan laboratorium terhadap pertanda tumor
- Pemeriksaan radiologi : Rontgen, CT-Scan,. MRI, USG
- Diagnosis pasti adalah melalui pemeriksaan patologi anatomi

Stadium

Untuk menetukan stadium, umumnya suatu kanker diklasifikasikan dulu menurut sistem TNM (Tumor, Node, Metastase) :
  • Tumor : besar atau luas tumor asal (Tis = tumor belum menyebar ke jaringan sekitar; T1-4 = ukuran tumor)
  • Node : penyebaran kanker ke kelenjar getah bening (N0 = tidak menyebar ke kelenjar getah bening; N1-3 = derajat penyebaran)
  • Metastase : ada / tidaknya penyebaran ke organ jauh (M0 = tidak ada / M1 = ada)
Tujuan klasifikasi TNM adalah untuk perencanaan pengobatan, menentukan prognosis (perkiraan kemungkinan membaik/sembuh), evaluasi hasil pengobatan, dan juga untuk pertukaran informasi antar pusat pengobatan kanker (untuk rujukan).
Sehingga terdapat stadium kanker I, II, III dan IV, stadium I dan II disebut juga stadium dini, sedangkan stadium III-IV disebut juga lokal lanjut atau stadium IV disebut juga stadium lanjut atau telah bermetastasis.

Pengobatan Kanker :

Jenis pengobatan kanker adalah sebagai berikut :
• Bedah
• Radiasi
• Kemoterapi
• Terapi biologi
• Kombinasi
Jenis pengobatan yang dipilih tergantung dari jenis, lokasi, dan stadium kanker, kondisi fisik pasien, pilihan pasien, dan ketersediaan sarana. Pengobatan kanker pada stadium lanjut sangat sukar dan hasilnya sering tidak memuaskan. Sebaliknya, jika ditemukan pada stadium dini, maka umumnya kanker dapat disembuhkan.
Sebagai tolak ukur keberhasilan pengobatan kanker umumnya adalah 5 year survival (ketahanan hidup 5 tahun).

Faktor Risiko Umum Kanker

Faktor risiko adalah hal yang membuat seseorang memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mendapatkan suatu penyakit. Beberapa faktor risiko ada yang bisa diubah dan tidak. Faktor risiko umum kanker meliputi usia, jenis kelamin, riwayat kanker dalam keluarga, pola hidup, dan lingkungan. Seseorang yang mempunyai faktor risiko, tidak berarti orang tersebut pasti akan menderita kanker, hanya saja terdapat peningkatan kemungkinan terkena kanker.

Beberapa faktor risiko utama kanker yaitu :
  • Usia : Semakin tua usia seseorang, maka semakin meiningkat risiko terjadinya kanker. Umumnya kanker mulai muncul setelah usia 65 tahun. Namun anak-anak juga dapat menderita kanker.
  • Tembakau : Menggunakan produk tembakau, termasuk merokok, meningkatkan risiko kanker pada umumnya. Brehenti merokok (walau pada orang yang sudah merokok selama beberapa tahun) akan menurunkan risiko kanker dibanding orang yang terus merokok.
  • Sinar matahari : radiasi ultraviolet menyebabkan kerusakan kulit yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker kulit. Sinar matahari di saat tidak terik sangat baik untuk pembentukkan vitamin D, namun di saat terik, pajanan ultraviolet bersifat merugikan. Dianjurkan untuk menghindari pajanan sinar matahari di saat terik dan menggunakan proteksi (misal pakaian tertutup atau sunblock)
  • Radiasi pengion : Jenis radiasi ini adalah radioaktif dari lingkungan, gas radon, dan sinar rongten. Prosedur medis yang menggunakan sinar radiasi adalah rontgen dan radioterapi. Risiko kanker dari sinar rontgen / sinar-x dosis rendah, sangat kecil. Radiasi dari radioterapi lebih besar. Namun begitu, dokter telah mempertimbangkan bahwa keuntungan penggunaan sinar radiasi tentu melebihi risikonya.
  • Zat kimia : Orang dengan pekerjaan tertentu dapat mengalami peningkatan risiko kanker, misalnya pekerjaan yang berhubungan dengan cat, pekerja konstruksi yang menggunakan zat kimia (misal asbes, benzena, kadmium, atau vinil klorida). Untuk mengurangi pajanan, harus diperhatikan prinsip keselamatan kerja dan penggunaan alat pelindung diri yang memadai.
  • Hormon : hormon estrogen dapat meningkatkan risiko kanker payudara
  • Riwayat kanker dalam keluarga
  • Alkohol : Konsumsi alkohol sebanyak 2 gelas atau lebih per hari dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker mulut, kerongkongan, hati, dan payudara. Risiko kanker tersebut akan meningkat lagi bila disertai merokok.
  • Pola makan yang tidak sehat, aktivitas fisik kurang, dan berat badan berlebih. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa pola makan tinggi lemak meningkatkan risiko terjadinya kanker usus besar, rahim, dan payudara. Kurangnya aktivitas fisik dan berat badan berlebih meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara, usus besar, tenggorokan, ginjal, dan rahim.
  • Virus dan bakteri :
    • Human papillomavirus (HPV) : merupakn penyebab utama kanker mulut rahim, dan juga merupakan faktor risiko untuk kanker lainnya.
    • Virus Hepatitis B dan C : dapat menyebabkan kanker hati beberapa tahun setelah terinfeksi virus ini.
    • Human T-Cell Leukemia/Lymphoma Virus : orang yang terinfeksi virus ini akan meningkatkan risiko terkena limfoma atau leekemia (keganasan darah)
    • Human Immunodeficiency Virus (HIV) : infeksi HIV menyebabkan penyakit AIDS. Orang yang terinfeksi HIV memiliki risiko tinggi kanker tertentu, misalnya limfoma dan yang lebih jarang, sarkoma Kaposi.
    • Eipstein-Barr virus (EBV) : infeksi HBV dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya limfoma
    • Human Herpes virus8 (HHV8) : infeksi virus ini meningkatkan risiko terjadinya sarkoma Kaposi.
    • Helicobacter pylori : infeksi bakteri ini menyebabkan luka di lambung dan dapat meningkatkan risiko terkena kanker lambung dan limfoma di sekitar lambung.

Berikut beberapa faktor risiko utama untuk kanker tertentu :
  • Kanker paru, mulut, tenggorokan, kandung kemih, ginjal, mulut rahim, dan pankreas : merokok, menggunakan produk tembakau (termasuk mengunyah tembakau). Merokok itu sendiri menyebabkan sepertiga kematian karena kanker.
  • Kanker kulit : pajanan terhadap sinar matahari yang menyengat (pada saat terik) tanpa proteksi.
  • Kanker payudara : usia (risiko kanker semakin meningkat dengan bertambahnya usia); perubahan kadar hormon sepanjang hidup, seperti usia menstruasi yang lebih muda, banyaknya kehamilan, dan usia saat menopause; kegemukan; dan aktivitas fisik. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan konsumsi alkohol dengan meningkatnya risiko kanker payudara. Selain itu juga riwayat kanker payudara pada ibu atau saudara perempuannya merupakan faktor risiko.
  • Kanker prostat : Usia lanjut, ras (Amerika-Afrika), diet tinggi lemak,dan juga riwayat kanker prostat pada ayah atau saudara laki-lakinya.
  • Secara keseluruhan, faktor lingkungan, termasuk konsumsi tembakau (merokok), pola makan, penyakit infeksi, zat kimia, dan radiasi menyebabkan sekitar 75% kanker di Ameirka Serikat. Di antara faktor risiko tersebut, konsumsi tembakau, pola makan yang tidak sehat, dan aktivitas fisik merupakan yang tersering dikaitkan dengan risiko kanker.

Pencegahan Kanker

Menurut WHO, diperkirakan lebih dari 40% dari seluruh kanker dapat dicegah. Ketimpangan negara maju dan berkembang adalah dalam hal pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan.

Pencegahan kanker bersifat umum dan khusus.
  • Pencegahan umum meliputi promosi kesehatan (misal pola hidup dan makan yang sehat, menghindari bahan karsinogen) dan deteksi dini
  • Pencegahan khusus adalah upaya pencegahan terhadap suatu jenis kanker tertentu. Misalnya vaksin Hepatitis B untuk mencegah kanker hati; vaksin HPV pada wanita usia 9-26 tahun untuk mencegah kanker leher rahim; dsb.



sumber: dari sini
Share:

MENGENAL CIRI-CIRI KANKER

Mengenal ciri-ciri sel Kanker, sebagai bekal dalam mengkaji potensi chemopreventive suatu senyawa anti tumor
Kajian potensi anti kanker dari bahan alam telah banyak dilaksanakan oleh berbagai pusat penelitian, laboratorium, dan perguruan tinggi dari seluruh penjuru dunia. Secara metodologis analisa yang digunakan sangat beragam dan berkembang dari waktu ke waktu. Walau demikian, sebagian besar jenis analisis yang digunakan untuk menguji potensi anti kanker suatu senyawa tidak lain dan tidak bukan bertujuan untuk mengetahui jalur molekuler dalam meniadakan atau meminimalisir tanda-tanda atau karakter dari sel kanker ( The Hallmark of cancer ). Sebelum kita mendesain suatu penelitian pengujian potensi anti-tumor suatu senyawa, maka ada baiknya kita mengenal dulu apa yang dimaksudkan sebagai “The Hallmark of cancer”. Apa dan bagaimana ciri suatu sel dikatakan sebagai sel kanker ? dengan demikian selanjutnya kita bisa merancang jenis uji atau analisis yang bisa digunakan sesuai dengan tujuan penelitian, akhirnya kita bisa mendapatkan hasil yang kita harapkan bersama yaitu : mengetahui jalur mana potensi anti tumor suatu senyawa ini bekerja. Dari sini kita bisa menguji selanjutnya dan selanjutnya danselanjutnya yang pada akhirnya senyawa ini bisa digunakan sebagai agen chemopreventive dalam penatalaksanakan klinis kanker di masa yang akan datang.

The six hallmark of cancer ( 6 Karakter sel kanker) (Pecorino, 2005) adalah sebagai berikut ini :
1. Growth signal autonomy :

  • Sel normal memerlukan sinyal eksternal untuk pertumbuhan dan pembelahannya
  • Sel kanker mampu memproduksi growth factors dan growth factor receptors sendiri.
  • Dalam proliferasinya sel kanker tidak tergantung pada sinyal pertumbuhan normal.
  • Mutasi yang dimilikinya memungkinkan sel kanker untuk memperpendek Growth Factor pathways .
2. Evasion Growth inhibitory signals :

  • Sel normal merespon sinyal penghambatan pertumbuhan untuk mencapai homeostasis. Jadi ada waktu tertentu bagi sel normal untuk proliferasi dan istirahat.
  • Sel kanker tidak mengenal dan tidak merespon sinyal penghambatan pertumbuhan.
  • Keadaan ini banyak disebabkan adanya mutasi pada beberapa gen (proto-onkogen) pada sel kanker.
3. Evasion of Apoptosis Signals :

  • Sel normal akan dikurangi jumlahnya dengan mekanisme apoptosis, bila ada kerusakan DNA yang tidak bisa lagi direparasi.
  • Sel kanker tidak peka terhadap sinyal apoptosis (padahal sel kanker membawa acumulative DNA error yang sifatnya irreversible)
  • Kegagalan sel kanker dalam merespon sinyal apoptosis lebih disebabkan karena mutasinya gen-gen regulator apoptosis dan gen-gen sinyal apoptosis.
4. Unlimited replicative potential :

  • Sel normal mengenal dan mampu menghentikan pembelahan selnya bila sudah mencapai jumlah tertentu dan mencapai pendewasaan. Pengitungan jumlah sel ini ditentukan oleh pemendekan telomere pada kromosom yang akan berlangsung setiap ada replikasi DNA.
  • Sel kanker memiliki mekanisme tertentu untuk tetap menjaga telomere tetap panjang, hingga memungkinkan untuk tetap membelah diri.
  • Kecacatan dalam regulasi pemendekan telomere inilah yang memungkinkan sel kanker memiliki unlimited replicative potential.
hmc-telmr1
Gambar 1 : Perbandingan relatif panjang telomer pada sel normal, sel kanker, germ cell, dan stem cell (Kumar, Abbas & Foustro, 2005)
hmc-respn-telomer
Gambar 2. Respon seluler terhadap pemendekan telomer. Gambar menunjukan respon sel normal yang memiliki kemampuan intact dengan cell-cycle checkpoints dan sel kehilangan kemampuan intact dengan cell-cycle checkpoints (Vong & Collins , Lancet 362 :983, 2003 cit Kumar, Abbas & Foustro, 2005)
5. Angiogenesis (formation of blood vessels) :

  • Sel normal memiliki ketergantungan terhadap pembuluh darah untuk mendapatkan suplay oksigen dan nutrient yang diperlukan untuk hidup. Namun, arsitektur pembuluh darah sel normal lebih seherhana atau konstan sampai dengan sel itu dewasa.
  • Sel kanker mampu menginduksi angiogenesis, yaitu pertumbuhan pembuluh darah baru di sekitar jaringan kanker. Pembentukan pembuluh darah baru ini diperlukan untuk survival sel kanker dan ekspansi ke bagian lain dari tubuh (metastase).
  • Kecacatan pada pengaturan keseimbangan induser angiogenik dan inhibitornya dapat mengaktifkan angiogenic switch.
6. Invasion and metastasis :

  • Normal sel memiki kepatuhan untuk tidak berpindah ke lokasi lain di dalam tubuh.
  • Perpindahan sel kanker dari lokasi primernya ke lokasi sekunder atau tertiernya merupakan faktor utama adanya kematian yang disebabkan karena kanker
  • Mutasi memungkinkan peningkatan aktivitas ensim-ensim yang terlibat invasi sel kanker (MMPs)
  • Mutasi juga memungkinkan berkurangnya atau hilangnya adesi antar sel oleh molekul-molekul adisi sel, meningkatnya attachment, degragasi dan migrasi ( gambar 1 dan 2 berikut ini )
hmc-invas-1
Gambar 3 . Hilangnya intercellular junctions (adesi antar sel / antar molekul adesi) dan meningkatnya daya attachment sel kanker ke membrana basalis memacu invasi dan metastase (Kumar, Abbas & Foustro, 2005)
hmc-invasi
Gambar 4 . meningkatnya kemampuan degradasi matriks ekstra seluler memacu migrasi , invasi dan metastase (Kumar, Abbas & Foustro, 2005)
hmc-metastasis
Gambar 5. Proses metastase sel kanker , dimulai dari transformasi clonal, metastasic sub clone, intravasasi sampai dengan pertumbuhan jaringantumor di daerah yang baru. (Kumar, Abbas & Foustro, 2005)
Pada percobaan in vitro , perbedaan karakter antara sel normal dan kanker adalah sebagai berikut :
• Sel normal akan tumbuh sebagai selapis sel (monolayer) jika dibiakan dalam petridish, semua ini karena adanya kepekaan terhadap contact inhibition dengan sel-sel tetangganya (bila sel normal sudah menyentuh sel tetangganya maka pertumbuhannya akan berhenti).
• Transformed cells (sel kanker) memiliki fenotipe sebagai berikut :
o Tumbuh terus tanpa mengenal contact inhibitory signals, tumbuh menumpuk ke atas bukan sebgai monolayer.
o Dapat tumbuh dalam kondisi minim serum (serum / FBS (fetal bovine seru) berisi banyak Growth factor, sel kanker mampu memenuhi kebutuhan Growth factors sendiri.
o Morfologi sel kanker lebih membulat dengan inti yang relatif lebih besar (karena aktif membelah).
Selain dari hal-hal diatas masih terkait dengan ciri sel kanker yang penting adalah TSA ( Tumor spesific Antigen ) dan TAA ( Tumor Associated Antigen).
1. TSA (Tumor spesific Antigen) adalah :
a. Tissue-spesific shared antigen.
b. Antigen Resulting from mutation
c. Viral antigen (untuk malignansi yang berkaitan denganinfeksi viral onkogenik).
2. TAA (Tumor associated Antigen) adalah :
a. Tissue specific antigen (Misal MUC-1 spesifik pada adenokarsinoma kolon).
b. Over expressed antigen
c. Onco-fetal antigen (misal CEA
d. Differentiations antigen.
Semoga apa yang kami tulis secara singkat ini bisa bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi para pemula pemerhati chemo-preventive research . Selamat belajar, meneliti dan semoga sukses karena hasil-hasil temuan anda akan bermanfaat bagi para penderita kanker di seluruh dunia.
Referensi :
1. Vinay Kumar, Abbul K. Abas, Nelson Foustro, 2005, Pathology Bassic of Dissease, Elsevier Inc., International ed.
2. Lauren Pecorino, 2005, Molecular Biology of Cancer mechanism, target, and therapeutics, Oxford University Pers.



Ditulis : Dyah Ratna Budiani
(mahasiswa S3 Bioteknologi, UGM/
Pengajar bagian Patologi Anatomi, FK UNS )
sumber: dari sini

|Journal Club|
Share:

Panniculitis


Definition of Panniculitis

Panniculitis is an inflammation of the layer of subcutaneous fat underlying the epidermis of the skin. Acute panniculitis is also called nodular fat necrosis.

Causes and Risk Factors of Panniculitis

Panniculitis may result from a variety of conditions. While it is not possible to develop a firm classification of acute panniculitis, one may distinguish between panniculitis without systemic (throughout the body) disease and panniculitis with systemic disease.

Panniculitis without systemic disease is usually due to trauma or a cold. One variant, subcutaneous fat necrosis of the newborn, may be due to a combination of obstetric trauma and hypothermia (low body temperature).

Panniculitis with systemic disease includes collagen vascular disease (lupus and scleroderma), lymphoma, pancreatic cancer and pancreatitis.

Symptoms of Panniculitis

The appearance of single or multiple crops of nodules in subcutaneous fat is the hallmark of acute panniculitis. The nodules are usually, but not always, tender. On occasion, they drain an oily solution and suppuration (pus) may occur. Individual lesions last from one to eight weeks before disappearing, and a pigmented depressed area may be left at the involved site. While some patients have only nodular panniculitis, which may or may not be relapsing, others may develop fever, abnormal liver function, involvement of the bone marrow, bleeding tendencies, nodular pulmonary lesions and evidence of pancreatic disease. This constellation of findings has been called Weber-Christian disease.

Diagnosis of Panniculitis

Acute panniculitis can be diagnosed only histologically, usually by biopsy of tissue. Once the lesion is identified, a search for the cause must be made. If systemic symptoms are present, the primary differential diagnosis is between collagen vascular disease, lympho-proliferative disorder and pancreatitis or pancreatic cancer.
Treatment of Panniculitis

Treatment is often unsatisfactory. Some physicians may use anti-inflammatory medications. Some patients with certain types of panniculitis may respond to combined chemotherapy with cyclophosphamide, bleomycin and prednisone.


Sumber: dari sini
Share:

Cara Mengatasi Badan Lemas Setelah Melahirkan

Setelah kemarin blog tips kesehatan membuat index untuk tips kehamilan, kali ini saya kembali menambahkan artikel yang berkaitan dengan kehamilan yaitu cara mengatasi badan lemas setelah melahirkan.

Proses melahirkan memang membuat para ibu kelelahan. Selain saat proses persalinan, pasca melahirkanpun masih terasa berat dirasakan oleh para ibu, terutama pada beberapa bagian tubuh tertentu.

Untuk mengatasi badan lemas setelah melahirkan, perlu diberikan ramuan yang bisa menambah tenaga agar fisik si ibu baru tersebut terasa lebih fit. Untuk perawatan setelah melahirkan tersebut, silakan anda coba obat tradisional berikut:

Bahan:
- Tanaman Baru Cina (4 buah)
- Air (6 gelas)

Pemakaian:
Cuci tanaman baru cina tersebut hingga bersih, kemudian rebus dalam 6 gelas air hingga tersisa 2 gelas. Setelah dingi, minum air ramuan tersebut 2 kali sehari sebanyak 1 gelas.

Itulah sedikit tips untuk anda yang mengalami badan lemah setelah melahirkan. Mudah-mudahan dengan obat tradisional tersebut badan anda kembali fit dan bisa merawat bayi anda dengan baik.
Share:

recent posts

Popular Posts

Labels

Recent Posts