Degenerasi liquifaksi

Disebut juga perubahan vakuoler yaitu terbentuknya rongga-rongga kecil di atas dan di bawah membrana basalis pada batas antara epidermis dan dermis.
Contoh: lupus eritematosus discoid
Share:

Nekrosis

Adalah kematian sel atau jaringan di dalam jaringan yang masih hidup.
Tanda-tanda nekrosis :
  • Karyorhexis (fragmentasi inti)
  • Karyolysis (hancurnya inti)
  • Pyknosis (inti berkerut)
Share:

Pustula spongiform

Adalah timbunan sel netrofil di dalam dan di antara sel-sel epidermis sehingga menyerupai spons dari sel sel neutrofil. Contoh: pustula palmoplantaris
Share:

Diskeratosis

Adalah proses kesalahan atau prematuritas keratinisasi dari sel-sel keratinosit sehingga sitoplasma akan tampak eosinofilik dengan inti gelap.
Contoh: dermatitis fototoksik
Share:

Akantolisis (achantolysis)

Adalah hilangnya jembatan antar sel pada sel-sel keratinosit (terutama pada stratum spinosum) sehingga menyebabkan terbentuknya rongga.
Contoh: pemfigus
Share:

Degenerasi balon

Adalah edema intraselular sehingga menyebabkan bertambahnya besar ukuran sel dan sel tampak pucat.
Contoh: herpes zoster
Share:

Spongiosis

Adalah edema interselular yang menyebabkan bertambahnya celah antar sel menjadi seperti spons.
Contoh: DKA
Share:

Akantosis

Adalah penebalan epidermis karena hiperplasi maupun hipertropi, terutama pada stratum spinosum.

Contoh: dermatitis kronis
Share:

Hipertropi

Adalah bertambahnya besar ukuran sel-sel sehingga dapat menyebabkan penebalan epidermis.
Share:

Hiperplasia



Adalah bertambahnya jumlah sel sehingga menimbulkan terjadinya penebalan epidermis.










Hiperplasi dapat berbentuk sebagai :
  • Psoriasiform
  • Irreguler
  • Papilomatosis
  • Pseudocarcinomatous
Share:

Hipoplasi (hypoplasia)



adalah berkurangnya jumlah sel-sel, sehingga mengakibatkan penipisan epidermis.

Contoh: lupus eritematosus discoid
Share:

Hipogranulosis (hypogranulosis)



adalah berkurangnya sel-sel pada stratum granulosum.

Contoh: ichtyosis vulgaris
Share:

Hipergranulosis




Adalah bertambah banyaknya sel-sel stratum granulosum.
Contoh: lichen planus
Share:

Hiperkeratosis (hyperkeratotic)







Adalah penebalan stratum korneum












Ada 2 macam hiperkeratosis :




a. Orthokeratosis:
Yakni penebalan stratum korneum tanpa disertai dengan sel-sel yang masih berinti. Contoh: tinea versikolor, ichtyosis







b. Parakeratosis
Yakni penebalan stratum korneum yang disertai dengan sel-sel yang masih berinti.
Contoh: psoriasis, pityriasis rosea





Share:

PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI


Gambaran patologis kulit secara mikroskopis adalah suatu hasil pemeriksaan histopatologis dari biopsi kulit.

Gambaran patologis mikroskopis dapat dibedakan menjadi 2 kelompok berdasarkan letaknya, yaitu:
- proses patologis dalam epidermis
- proses patologis dalam dermis




PROSES PATOLOGIS DALAM EPIDERMIS

Proses patologis mikroskopis yang dapat terjadi di dalam lapisan epidermis :
  1. Hiperkeratosis
  2. Hipergranulosis
  3. Hipogranulosis
  4. Hipoplasia
  5. Hiperplasia
  6. Hipertrofi
  7. Atropi
  8. Achantosis
  9. Spongiosis
  10. Degenerasi balon
  11. Akantolisis
  12. Pustula spongioform
  13. Diskeratosis
  14. Nekrosis
  15. Degenerasi liquefaksi
  16. Celah (cleft)

PROSES PATOLOGIS DALAM DERMIS

Kelainan pada dermis dapat berasal dari :

a. proses patologis dari unsur selular
Dalam hal ini proses patologis dari unsur selular berupa infiltrasi sel. Beberapa jenis sel yang dapat mengadakan infiltrasi dalam bentuk: Monoform, campuran, lichenoid (seperti pita), noduler, leukositoklastik (inti netrofil mengalami fragmentasi

b. proses patologis dari unsur jaringan ikat
Dalam hal ini ada beberapa macam proses patologis yang berasal dari unsur jaringan ikat antara lain:
  1. Degenerasi kolagen
  2. Hialinisasi (degenerasi hyaline)
  3. Fibrosis
  4. Sclerosis
  5. Papilomatosis

Share:

BASIC ANATOMY OF THE SKIN

Share:

Penyakit Kelamin

PENYAKIT HUBUNGAN SEKSUAL

Fluor Albus
  • UNS
  • GO
  • Kandidiasis
  • Trikomoniasis
  • Vaginosis Bakterialis
  • Alergi
  • Keganasan

Lesi
  • Sifilis
  • Ulkus mole
  • Herpes Simplek
  • Limfoma Venerum
  • Kondiloma Lata

Vegetasi
Share:

Penyakit Kulit

PIODERMA

Staphylococcus
  • Impetigo Bulosa
  • Impetigo Neonatorum
  • SSSS
  • Folikulitis
  • Furunkel, Karbunkel
  • Multiple Abscess of Sweats Glands
  • Hidradenitis Supurativa
Streptococcus
  • Impetigo Crustosa
  • Ecthyma
  • Erysipelas
  • Cellulitis
  • Phlegmon
  • Scarlet Fever


DERMATITIS
  • Dermatitis Kontak Iritan (DKI)
  • Dermatitis Kontak Alergika (DKA)
  • Dermatitis Atopik
  • Neurodermatitis Sirkumkripta
  • Dermatitis Numularis
  • Dermatitis Stasis
  • Dermatitis Auto Sensitisasi

PENYAKIT KULIT KARENA VIRUS

PENYAKIT KULIT KARENA PARASIT
  • Pedikulosis
  • Skabies
  • Creeping Eruption

PENYAKIT KULIT KARENA JAMUR

Mikosis Superfisial
1. Dermatofitosis
  • Tinea
2. Nondermatofitosis
  • Pitriasis Versikolor
  • Piedra Hitam
  • Piedra Putih
  • Tinea Nigra Palmaris
  • Otomikosis
  • Keratomikosis
Mikosis Profunda
  • Misetoma
  • Sporotrikosis
  • Kromomikosis
  • Zoomikosis, Fikomikosis, Mukormikosis

ERITROSKUAMOSA
  • Psoriasis
  • Para Psoriasis
  • Pitriasis Rosea
  • Eritroderma
  • Dermatitis Seboroik
DERMATOSIS VESIKOBULOSA
Dermatosis vesikobulosa ialah penyakit kulit dengan kelaianan terutama vesikel & bula, antara lain :
  1. Pemfigus
  2. Pemfigoid bulosa
  3. Dermatitis herpetiformis
  4. Chronic bullous of childhood
  5. Pemfigoid sekatrisial
  6. Herpes gestasiones


ERUPSI OBAT ALERGIK







TUBERKULOSIS KUTIS
Share:

Papiloma

adalah penonjolan kulit yang berbentuk seperti jari-jari tangan yang disebabkan karena meningginya papilla dermis dan ditutupi oleh epidermis yang mengalami hiperplasi.

Lebih mudahnya adalah papula yang bertangkai. Papiloma dulu dikenal dengan istilah verrucous workering.

Papiloma dijumpai pada : veruka

Papilomatosis :
Penonjolan papilla dermis ke atas permukaan kulit.
Contoh: acantosis nigricans
Share:

Abses (abscess)



adalah timbulnya pus pada jaringan yang terlokalisir.

Contoh: carbunkel





Share:

Sinus

adalah saluran yang dibatasi oleh epitel dan bermuara pada kulit.

Contoh: acne conglobata, hidradenitis supurativa
Share:

Kunikulus (cuniculus)

adalah suatu lorong yang terdapat pada stratum korneum atau stratum spinosum, yang biasanya terjadi karena adanya infestasi larva suatu parasit tertentu.

Contoh: scabies, cutaneus larva migrans
Share:

Hiperkeratosis

adalah penebalan kulit yang terjadi karena menebalnya stratum korneum. Proses penebalan stratum korneum akan lebih jelas apabila dilihat secara mikroskopis.

Contoh: keratoderma palmaris
Share:

Likenifikasi (Lichenification)


adalah penebalan kulit yang ditandai dengan penegasan gambaran garis-garis permukaan kulit baik longitudinal maupun transfersal, biasanya disertai hiperpigmentasi. Proses likenifikasi terjadi sebagai akibat garukan kronis dan hebat.

Contoh: lichen simplex
Share:

sklerosis

adalah mengerasnya kulit yang hanya dapat ditemukan dengan palpasi.

Histopatologi
Bertambahnya serabut-serabut kolagen disertai dengan berkurangnya sel-sel fibroblast. Sklerosis ini dianggap sebagai fibrosis yang sudah tua.

Contoh: skleroderma
Share:

Sikatrik (Scar)


adalah penonjolan kulit akibat penumpukan jaringan fibrosa sebagai pengganti jaringan kolagen normal.

Jika jaringan terus menerus tumbuh berlebihan disebut keloid



Diagnosa Banding:
Acne
Burns
Herpes zoster
Hidradenitis suppurativa
Keloid
Porphyria
Varicella
Share:

Atropi (atrophy)

adalah penipisan kulit, baik epidermis maupun dermis. Kulit yang mengalami atropi akan nampak mengkilat, putih, dengan gambaran permukaan yang hilang, mengkerut, dan tidak mempunyai adnexa lagi.

Contoh: proses penuaan, atrofi akrena steroid
Adanya atropi disertai teleangiektasi dan hipo atau hiperpigmentasi disebut poikiloderma

Histopatologi

Adalah berkurangnya ukuran sel-sel sehingga menyebabkan makin tipisnya epidermis. Contoh: lupus eritematosus discoid



Diagnosa Banding:

Aging
Dermatomyositis
Discoid lupus erythematosus
Lichen sclerosis et atrophicus
Morphea
Necrobiosis lipoidica
Radiodermatitis
Striae
Topical and intralesional steroids
Share:

Fisura (fissure)



adalah defek linier yang dapat mulai dari permukaan sampai lapisan dermis.

Contoh: cheilitis angularis



Diagnosa Banding:
Chapping (hands, feet)
Eczema (fingertip)
Intertrigo
Perlèche
Share:

Eskoriasi (Excoriation)


adalah erosi yang terjadi karena garukan; sehingga seringkali memberikan gambaran erosi yang berderet.
Share:

Ulkus (ulcer)


adalah defek yang mengenai seluruh epidermis dan melebihi membrana basalis, bahkan mungkin sampai dermis atau subkutis, sehingga pada proses penyembuhannya sering meninggalkan sikatriks.
Contoh: ulkus stasis, ulkus tropikum.


Diagnosa Banding:
Aphthae
Chancroid
Decubitus
Factitial
Ischemic
Necrobiosis lipoidica
Neoplasms
Pyoderma gangrenosum
Radiodermatitis
Syphilis (chancre)
Stasis ulcers
Share:

Erosi (erosion)


adalah defek pada sebagian atau seluruh epidermis tetapi tidak sampai pada membrana basalis, sehingga pada proses penyembuhannya tidak meninggalkan bekas sikatrik.

Contoh: vesikel yang pecah


Diagnosa Banding:
Candidiasis
Dermatophyte infection
Eczematous diseases
Herpes simplex
Intertrigo
Neurotic excoriations
Perlèche
Senile skin
Tinea pedis
Toxic epidermal necrolysis
Vesiculobullous diseases
Share:

Krusta (crust)



adalah bahan cair ,eksudat, darah atau serum maupun jaringan nekrotik yang mengering.
Contoh: impetigo krustosa



Diagnosa Banding:
Acute eczematous inflammation
Atopic (face)
Impetigo (honey colored)
Pemphigus foliaceus
Tinea capitis
Share:

Skuama (scale)




adalah stratum korneum yang terkelupas dan tampak pada permukaan.








Morfologi skuama :
A. Micaceus : Pada Psoriasis
B. Sianny : Pada Dermatitis Seboroik
C. Powdery : Pada Tinea Versikolor
D. Adherent : Pada Ichtyosis Vulgaris
E. Coarse : Pada Keratosis Folikularis
F. Greasy : pada dermatitis seboroik
Share:

Komedo (comedo)


adalah penonjolan kulit karena adanya pelebaran infundibulum folikel rambut yang terisi masa keratin, sebum & mikroorganisme tertentu.
Komedo terjadi pada kasus: acne, comedo senilis
Share:

Telangiektasis


adalah terjadinya pelebaran pembuluh darah kapiler, venulae, atau arteriole yang nampak pada permukaan kulit. Contoh: actinic skin, rosasea
Share:

Purpura

Adalah perubahan warna kulit menjadi kemerahan yang terjadi karena perdarahan di dalam kulit. Bedanya dengan makula eritem atau patch eritem adalah pada purpura jika dilakukan penekanan dengan gelas objek (tes diaskopi) warna merah tidak akan hilang, sedangkan pada makula atau patch akan berubah pucat atau warna merah menghilang.


Purpura dibedakan berdasarkan diameternya:
A. Petechie : diameter < 1 cm
B. Echymosis : diameter > 1 cm

Kadang purpura berdiameter sangat besar dan menonjol akibat perdarahan yang massif dan letaknya dalam (pada dermis maupun subkutis), disebut hematom.
Contoh purpura: vaskulitis alergika
Share:

Pustula (pustule)



penonjolan kulit berbatas tegas, diameter < 1 cm, berisi cairan pus/nanah.





Lokasi pus bisa intra epidermal atau subepidermal. a) Pustula intraepidermal: ada beberapa jenis, misalnya:
  • Pustula intra epidermal subcorneal: mis, subcorneal pustular dermatosis
  • Pustula intraepidermal intracorneal: candidiasis
  • Pustula intraepidermal spongiform: psoriasis pustulosa
b) Pustula subepidermal
Contoh: infeksi sekunder dari dermatitis herpetiformis


Diagnosa Banding:
Acne
Candidiasis
Chicken pox
Dermatophyte infection
Dyshidrosis
Folliculitis
Gonococcemia
Hidradenitis suppurativa
Herpes simplex
Herpes zoster
Impetigo
Keratosis pilaris
Pseudomonas folliculitis
Psoriasis
Pyoderma gangrenosum
Rosacea
Scabies
Varicella
Share:

Vesikel (vesicle) dan Bula (bulla)


adalah suatu penonjolan kulit dengan batas tegas, berisi cairan serous dan diameternya <> 1 cm disebut bula.







Vesikula dan bula dapat terjadi di lokasi yang berbeda pada lapisan kulit
1. Vesikel/bula intraepidermal atau suprabasal
a. spongiosis:
vesikel atau bula yang terjadi karena proses spongiosis dimulai dengan terjadinya edema interselular di antara sel-sel keratinosit yang terisi cairan.
Contoh: dermatitis kontak alergi (DKA)

b. degenerasi balon:
vesikel atau bula terjadi karena proses degenerasi dimulai dengan terjadinya edema intraselular biasanya karena adanya suatu proses infeksi.
Contoh: herpes zozter, herpes simplex

c. akantolisis:
vesikel atau bula terjadi karena adanya proses akantolisis, yakni hilangnya spina atau akanta atau jembatan antar sel, sehingga ikatan antara sel menjadi hilang atau lepas, dan akhirnya akan terbentuk celah atau rongga yang berisi cairan.
Contoh: pemfigus

d. sub-corneal:
vesikel atau bula terbentuk karena lepasnya stratum korneum dari lapisan di bawahnya. Contoh: impetigo, miliaria kristalina



2. Vesikel/bula subepidermal atau infrabasal atau intradermal:
Vesikel atau bula infrabasal terjadi karena lepasnya lapisan basal dari membrana basalis. Vesikel atau bula yang terbentuk biasanya akibat proses autoimun,
misalnya: bullous pemphigoid, dermatitis herpetiformis.



Diagnosa Banding:
Benign familial chronic pemphigus
Cat-scratch disease
Chicken pox
Dermatitis herpetiformis
Eczema (acute)
Erythema multiforme
Herpes simplex
Herpes zoster
Impetigo
Lichen planus
Pemphigus foliaceus
Porphyria cutanea tarda
Scabies
Share:

Kista (cyst)


adalah suatu rongga yang dibatasi oleh epitel dan di dalamnya berisis massa cair atau solid.
Kista yang kecil kadang sulit dibedakan dari nodul.
Share:

Nodul


Penonjolan kulit dengan batas tegas, letaknya dalam, diameternya > 1 cm. Nodul terjadi karena adanya infiltrasi yang bersifat massif pada dermis dan subkutis.
Tumor sebenarnya juga seperti nodul, hanya istilah tumor digunakan untuk nodul dengan diameter yang besar.
Tetapi skr ini istilah tumor sering untuk kelainan-kelainan yang bersifat neoplastik saja.


Diagnosa Banding:
Basal cell carcinoma
Erythema nodosum
Furuncle
Hemangioma
Kaposi's sarcoma
Keratoacanthoma
Lipoma
Lymphoma
Melanoma
Metastatic carcinoma
Cutaneous T-cell lymphoma
Neurofibromatosis
Prurigo nodularis
Sporotrichosis
Squamous cell carcinoma
Warts
Xanthoma
Share:

Urtika (wheal)

Penonjolan kulit dengan batas tegas, timbulnya cepat, tetapi hilangnya juga cepat; biasanya berwana kemerahan dan pucat di bagian tengah, sering terdapat pseudopodia (kaki semu).
Urtika timbul disebabkan karena adanya edema interselular yang biasanya merupakan kelanjutan dari meningkatnya permeabilitas kapiler dan hampir tidak pernah dijumpai adanya infiltrat radang
Biasanya urtika timbul akibat adanya reaksi alergi, atau reaksi hipersensitifitas. Urtika yang timbul di jaringan yang longgar, seperti di kelopak mata, bibir, dan scrotum biasanya berukuran besar (luas) dan dinamakan angioedema.

Diagnosa Banding:
Angioedema
Dermographism
Hives
Cholinergic urticaria
Urticaria pigmentosa (mastocytosis)
Share:

Plak (Plaque)



adalah kelainan kulit seperti papula dengan permukaan datar dan diameter > 1 cm. Plak dapat terjadi karena perluasan suatu papula, tetapi dapat juga karena gabungan atau konfluensi dari beberapa papula



Diagnosa Banding:

Eczema
Cutaneous T-cell lymphoma
Paget's disease
Sweet's syndrome
Papulosquamous (papular and scaling) lesions
Discoid lupus erythematosus
Lichen planus
Pityriasis rosea
Psoriasis
Seborrheic dermatitis
Syphilis (secondary)
Tinea corporis
Tinea pedis
Tinea versicolor
Share:

Pembagian Efloresensi menurut SIEMENS (1958)

Setinggi permukaan kulit:


Bentuk peralihan, tidak terbatas pada permukaan kulit:



Diatas permukaan kulit:


Bentuk peralihan, tidak terbatas pada suatu lapisan saja:
Share:

PAPUL




Penonjolan kulit yang solid dengan diameter < 1 cm.







Terjadinya papula adalah karena adanya proses:
A. Infiltrat pada papilla dermis:
• proses infiltrasi selular pada kasus lichen nitidus
• proses non-selular pada kasus lichen amiloidosis
B. hiperplasi epidermis, misalnya:
• Veruka
• molluscum contagiosum


Diagnosa Banding:


FLESH COLORED, YELLOW, OR WHITE
Achrochordon (skin tag)
Adenoma sebaceum
Basal cell epithelioma
Closed comedone (acne)
Flat warts
Granuloma annulare
Lichen nitidus
Lichen sclerosis et atrophicus
Milium
Molluscum contagiosum
Nevi (dermal)
Neurofibroma
Pearly penile papules
Pseudoxanthoma elasticum
Sebaceous hyperplasia
Skin tags
Syringoma

BROWN
Dermatofibroma
Keratosis follicularis
Melanoma
Nevi
Seborrheic keratosis
Urticaria pigmentosa
Warts

RED
Acne
Atopic dermatitis
Cat-scratch disease
Cherry angioma
Cholinergic urticaria
Chondrodermatitis helicis
Eczema
Folliculitis
Insect bites
Keratosis pilaris
Leukocytoclastic vasculitis
Miliaria
Polymorphic light eruption
Psoriasis
Pyogenic granuloma
Scabies
Urticaria

BLUE OR VIOLACEOUS
Angiokeratoma
Blue nevus
Lichen planus
Lymphoma
Kaposi's sarcoma
Melanoma
Mycosis fungoides
Venous lake
Share:

MAKULA



adalah perubahan warna kulit tanpa disertai perubahan konsistensi dan permukaannya. Makula berukuran <> 1 cm disebut patch.






Diagnosa Banding:

BROWN
Becker's nevus
Café-au-lait spot
Erythrasma
Fixed drug eruption
Freckle
Junction nevus
Lentigo
Lentigo maligna
Melasma
Photoallergic drug eruption
Phototoxic drug eruption
Stasis dermatitis
Tinea nigra palmaris

BLUE
Ink (tattoo)
Maculae ceruleae (lice)
Mongolian spot
Ochronosis

RED
Drug eruptions
Juvenile rheumatoid arthritis (Still's disease)
Rheumatic fever
Secondary syphilis
Viral exanthems

HYPOPIGMENTED
Idiopathic guttate hypomelanosis
Nevus anemicus
Piebaldism
Postinflammatory psoriasis

RADIATION DERMATITIS
Tinea versicolor
Tuberous sclerosis
Vitiligo

Share:

Diagnosis Penyakit Kulit



ANAMNESIS

Anamnesis yang baik merupakan tiang utama diagnosis. Anamnesis dimulai dengan memperoleh keterangan mengenai identitas penderita. Pertanyaan lanjutan yang sebaiknya diajukan adalah:





Mengenai keluhan pokok:
  • Di mana lokasi awal keluhan?
  • Menjalar/menetap?
  • Hilang timbul?
  • Berapa lama?
  • Apakah kering atau basah?
  • Apakah gatal atau sakit?
Riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga:
  • Apa penyakit yang pernah diderita?
  • Obat yang pernah digunakan?
  • Riwayat alergi sebelumnya?
  • Pengaruh makanan terhadap keparahan?
  • Apakah pekerjaan mempengaruhi keparahan?

INSPEKSI
Dengan bantuan kaca pembesar
Mutlak dalam ruangan yang terang
Bisa dilakukan bersama anamnesis terarah

Perlu diperhatikan:
- Lokalisasi dan Penyebaran
  • generalisata: tersebar pada sebagian besar tubuh
  • Universalis: hampir atau seluruh tubuh (90-100%)
  • Regional: mengenai daerah tertentu
  • Solitar: hanya 1 lesi
  • Herpetiformis: vesikel berkelompok mirip herpes zoster
  • Konfluens: 2 atau lebih lesi yang menjadi 1
  • Diskret: terpisah satu dengan lainnya
  • Serpiginosa: proses menjalar ke satu jurusan diikuti oleh penyembuhan pada bagian yang ditinggalkan
  • Irisformis: eritema berbentuk bulat lonjong dengan vesikel warna lebih gelap di tengahnya
  • Simetrik: mengenai kedua belah sisi yang sama
  • Bilateral: mengenai kedua belah sisi
  • Unilateral: mengenai satu sisi
- Warna
- Susunan kelainan/bentuk
  • Liniar: seperti garis lurus
  • Sirsinar/anular: seperti lingkaran
  • Arsinar: seperti bulansabit
  • Polisiklik: bentuk pinggiran yang sambung menyambung
  • Korimbiformis: susunan seperti induk ayam dikelilingi anak-anak nya
- Bentuk lesi
  • Teratur
  • Tidak teratur
- Ukuran
  • Miliar: sebesar kepala jarum pentul
  • Lentikular: sebesar biji jagung
  • Numular: sebesar uang logam
  • Plakat: lebih besar dari numular
- Batas
  • Sirkumkrip: berbatas tegas
  • Difus: berbatas tidak tegas
- Efloresensi khusus
Bila terdapat kemerahan lakukan tes diaskopi
  • + (warna merah menghilang) = macula
  • - (warna merah tidak menghilang) = purpura atau telangiektasis

PALPASI
Perhatikan adanya:
  • Tanda-tanda radang akut (kalor, dolor, fungsiolesa) +/-
  • Indurasi +/-
  • Fluktuasi +/-
  • Pembesaran kelenjar regional atau generalisata +/-

PEMERIKSAAN UMUM

Kemudian tentukan:
DIAGNOSIS SEMENTARA
DIAGNOSIS BANDING

Bila diperlukan dapat dilakukan:
KONSULTASI KE BAGIAN LAIN
PEMERIKSAAN PENUNJANG
  • Pemeriksaan rutin darah, feses, urine
  • Pemeriksaan bakteriologi
  • Mikologik
  • Histopatologi
  • Darah
  • Urin
  • Imunologi (serologik, tes tempel, imunofluoresensi)
  • Pemeriksaan dengan sinar wood, Chromameter, meksameter, TEWL, dll


Share:

FAAL KULIT

1. Fungsi proteksi
Melindungi bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik maupun mekanik, misalnya tekanan, gesekan, tarikan, gangguan kimiawi, seperti zat-zat kimia iritan (lisol, karbol, asam atau basa kuat lainnya), gangguan panas atau dingin, gangguan sinar radiasi atau sinar ultraviolet, gangguan kuman, jamur, bakteri atau virus.

2. Fungsi Absorpsi
Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal, tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban udara, metabolisme dan jenis vehikulum zat yang menempel di kulit. Penyerapan dapat melalui celah antar sel, saluran kelenjar atau saluran keluar rambut.

3. Fungsi Ekskresi
Kelenjar-kelenjar pada kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna atau sisa metabolisme dalam tubuh. Produk kelenjar lemak dan keringat di permukaan kulit membentuk keasaman kulit pada pH 5 – 6,5.

4. Fungsi Pengindra (Sensori)
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah erotik.
  • Badan Ruffini : panas
  • Badan Krause: dingin
  • Badan taktil Meissner dan Badan Ranvier: rabaan
  • Badan Paccini: tekanan
5. Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh
Kulit melakukan peran ini dengan mengeluarkan keringat dan otot dinding pembuluh darah kulit.

6. Fungsi pembentukan Pigmen
Sel pembentuk pigmen kulit (melanosit) terletak di lapisan basal epidermis. Jumlah melanosit serta jumlah dan besarnya melanin yang terbentuk menetukan warna kulit.

7. Fungsi Keratinasi
Proses keratinasi sel dari sel basal sampai sel tanduk berlangsung selama 14 – 21 hari. Proses ini dilakukan agar kulit dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Pada beberapa macam penyakit kulit proses ini terganggu, sehingga kulit akan terlihat bersisik, tebal, kasar dan kering.

8. Fungsi Produksi Vitamin D
Kulit juga dapat membuat vitamin D dari bahan baku 7-dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar matahari.

9. Fungsi Ekspresi Emosi
Hasil gabungan fungsi yang telah disebut di atas menyebabkan kulit mampu berfungsi sebagai alat untuk menyatakan emosi yang terdapat dalam jiwa manusia.
Share:

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK GANGGUAN SISTEM INTEGUMENT

1. BIOPSI KULIT.
Mendapatkan jaringan untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopik dengan cara eksisi dengan scalpel atau alat penusuk khusus ( skin punch) dengan mengambil bagian tengah jaringan.
INDIKASI
Pada nodul yang asal nya tidak jelas untuk mencegah malignitas. Dengan warna dan bentuk yang tidak lazim.
Pembentukan lepuh.

2. PATCH TEST
Untuk mrngenali substansi yang menimbulkan alergi pada pasien dibawah plester khusus ( exclusive putches )
INDKASI
Dermatitis, gejalak kemerahan, tonjolan halus, gatal- gatal. Reaksi + lemah.
Blister yang halus, papula dan gatal –gatal yang hebat reaksi + sedang.
Blister/bullae, nyeri, ulserasi reaksi + kuat.

Penjelasan pada pasien sebelum dan sesudah pelksanaan patch test.
Jangan menggunakan obat jenis kortison selam satu minggu sebelum tgl pelaksanaan.
Sample masing – masing bahan tes dalam jumlah yang sedikit dibubuhkan pada plester berbentuk cakaram kemudian ditempel pada punggung,dengan jumlah ynag bervariasi.( 20 – 30 buah.)
Pertahankan agar daerah punggung tetap kering pada saat plester masih menempel.
Prosedur dilaksanakan dalam waktu 30 menit.
2- 3 hari setelah tes plester dilepas kemudian lokasi dievaluasi.

3. PENGEROKAN KULIT.
Sampel kulit dikerok dari lokasi lesi, jamur, yang dicurigai.dengan menggunakan skatpel yang sudah dibasahi dengan minyak sehingga jaringan yang dikerok menempel pada mata pisau hasil kerokan dipindahkan ke slide kaca ditutup dengan kaca objek dan dipriksa dengan mikroskop.

4. PEMERIKSAAN CAHAYA WOOD ( LIGHT WOOD).
Menggunakan cahaya UV gelombang panjang yang disebut black light yang akan menghasilakan cahaya berpedar berwarna ungu gelap yang khas.cahaya akan terlihat jelas pada ruangan yang gelap, digunakan untuk memebedakan lesi epidermis dengan dermis dan hipopigmentasi dengan hiperpigmentasi.

5. APUS TZANCK.
Untuk memeriksa sel – sel kulit yang mengalami pelepuhan.
INDIKASI
Herpes zoster,varisella, herpes simplek dan semua bentuk pemfigus.
Secret dari lesi yang dicurigai dioleskan pada slide kaca diwarnai dan periksa.
Share:

ANATOMI DAN KULIT

SISTEM INTEGUMENT

CIRI-CIRI KULIT
  • Pembungkus yang elastis yang melindungi kulit dari pengaruh lingkungan.
  • Alat tubuh yang terberat : 15 % dari berat badan.
  • Luas : 1,50 – 1,75 m.
  • Tebal rata – rata : 1,22mm.
  • Daerah yang paling tebal (66 mm), pada telapak tangan dan telapak kaki dan paling tipis (0,5 mm) pada daerah penis.

ANATOMI KULIT

KULIT TERBAGI MENJADI 3 LAPISAN:

1. EPIDERMIS
Terbagi atas 5 lapisan:

keterangan:
A = melanocyt
B = Langerhans cell
C = Merkels cell
D = nervända
1 = stratum corneum
2 = stratum granulosum
3 = stratum spinosum
4 = stratum basale
5 = basalmembran

a. S
tratum korneum / Lapisan tanduk
  • Terdiri dari beberapa lapis sel gepeng yang mati dan tidak berinti
  • Protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk).
b. Stratum Lusidum
  • Lapisan sel gepeng tanpa inti
  • protoplasma berubah menjadi protein (eleidin)
  • Biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan.
  • Tidak tampak pada kulit tipis.
c. Stratum granulosum / Lapisan Granular
  • Merupakan 2 atau 3 lapis sel gepeng
  • Sitoplasma berbutir kasar yang terdiri atas keratohialin dan terdapat inti diantaranya
  • Mukosa tidak mempunyai lapisan ini
d. Stratum spinosum / lapisan Malphigi
  • Lapisan epidermis yang paling tebal.
  • Terdiri dari sel polygonal, besarnya berbeda-beda karena ada proses mitosis
  • Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung glikogen dan inti terletak ditengah
  • terdapat jembatan antarsel (intecelluler bridges) yg tdd: protoplasma dan tonofibril
  • Perlekatan antar jembatan membentuk nodulus Bizzozero
  • Terdapat juga sel langerhans yang berperan dalam respon – respon antigen kutaneus. Seperti ditunjukan dibawah.

e. Stratum basale
  • Terdiri dari sel – sel kuboid yang tegak lurus terhadap dermis.
  • Tersusun sebagai tiang pagar atau palisade.
  • Lapisan terbawah dari epidermis.
  • Mengadakan mitosis dan berfungsi reproduktif
  • Terdapat melanosit (clear cell) yaitu sel dendritik yang yang membentuk melanin melindungi kulit dari sinar matahari. Dengan sitoplasma yang basofilik dan inti gelap, mengandung butir pigmen (melanosomes)
Setiap kulit yang mati banyak mengandung keratin yaitu protein fibrous insoluble yang membentuk barier terluar kulit yang berfungsi:
  1. Mengusir mikroorganisme patogen.
  2. Mencegah kehilangan cairan yang berlebihan dari tubuh.
  3. Unsure utam yang mengerskan rambut dan kuku.
Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Epidermis akan bertambah tebal jika bagian tersebut sering digunakan. Persambungan antara epidermis dan dermis di sebut rete ridge yang berfunfgsi sebagai tempat pertukaran nutrisi yang essensial. Dan terdapat kerutan yang disebut fingers prints.

2. DERMIS ( korium)
merupakan lapisan dibawah epidermis.
Terdiri dari jaringan ikat yang terdiri dari 2 lapisan:
(1) Pars papilare
  • Bagian yang menonjol ke epidermis
  • Berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah
(2) Pars retikulare
  • Bagian yang menonjol ke subkutan
  • terdiri atas: serabut-serabut penunjang (kolagen, elastin, retikulin), matiks (cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat serta fibroblas)
  • terdiri dari sel fibroblast yang memproduksi kolagen dan retikularis yang terdapat banyak p. darah , limfe, akar rambut, kelenjar kerngat dan k. sebaseus.
3. JARINGAN SUBKUTAN ATAU HIPODERMIS / SUBCUTIS
  • Terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya.
  • pada lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah bening
Sel lemak
  • sel lemak dipisahkan oleh trabekula yang fibrosa
  • Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak lemak. Disebut juga panikulus adiposa yang berfungsi sebagai cadangan makanan
  • Berfungsi juga sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal seperti otot dan tulang. Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas.Sebagai bantalan terhadap trauma. Tempat penumpukan energi.
Vaskularisasi
dikulit diatur oleh 2 pleksus:
  • Pleksus superfisialis
  • Pleksus profunda

ADNEKSA KULIT


KELENJAR – KELENJAR PADA KULIT



1. Kelenjar keringat (glandula sudorifera)
Terdapat di lapisan dermis
Diklasifikasikan menjadi 2 kategori:
a. kelenjar Ekrin terdapat disemua kulit.
Melepaskan keringat sebgai reaksi penngkatan suhu lingkungan dan suhu tubuh.
Kecepatan sekresi keringat dikendalkan oleh saraf simpatik. Pengeluaran keringat pada tangan, kaki, aksila, dahi, sebagai reaksi tubuh terhadap setress, nyeri dll.
b. kelenjar Apokrin.
Terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora, dan berm,uara pada folkel rambut.
Kelenjar ininaktif pada masa pubertas,pada wanit a akan membesar dan berkurang pada sklus haid.
Kelenjar Apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti susu yang diuraikan oleh bajkteri menghasilkan bau khas pada aksila.
Pada telinga bagian luar terdapat kelenjar apokrin khusus yang disebut K. seruminosa yang menghasilkan serumen(wax).

2. Kelenjar Sebasea
Berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel rambut dan batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus lentur dan lunak.




KUKU



Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk yang menebal.
Bagian kuku terdiri dari:
  • Matriks kuku: merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru
  • Dinding kuku (nail wall): merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian pinggir dan atas
  • Dasar kuku (nail bed): merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku
  • Alur kuku (nail grove): merupakan celah antar dinding dan dasar kuku
  • Akar kuku (nail root): merupakan bagian proksimal kuku
  • Lempeng kuku (nail plate): merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding kuku
  • Lunula: merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna putih didekat akar kuku berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit
  • Eponikium (kutikula): merupakan dinding kuku bagian proksima, kulit arinya menutupi bagian permukaan lempeng kuku
  • Hiponikium: merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang bebas (free edge) menebal
Pertumbuhan rata- rata 1 mm / minggu. Pembaruan total kuku jari tangan : 170 hari dan kuku kaki: 12- 18 bulan.

RAMBUT
Terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.
Terdapat 2 jenis rambut :
a. Rambut terminal (dapat panjang dan pendek.)
b. Rambut velus (pendek, halus dan lembut).

Penampang rambut terdiri atas:
1. Kutikula: terdiri atas lapisan keratin
2. Korteks: terdiri atas serabut polipeptida yang memanjang dan saling berdekatan. lapisan ini mengandung pigmen
3. Medula: terdiri atas 3-4 lapis sel kubus yang berisi keratohialin, badan lemak, dan rongga udara. rambut velus tidak mempunyai medula
Fungsi rambut
  1. melindungi kulit dari pengaruh buruk:Alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae)
  2. menyarig udara.
  3. serta berfungsi sebagai pengatur suhu,
  4. pendorong penguapan kerngat dan
  5. indera peraba yang sensitive.
Rambut terdiri dari akar ( sel tanpa keratin) dan batang ( terdiri sel keratin )
Bagian dermis yang masuk dalam kandung rambut disebut papil.

Terdapat 3 fase :

1. fase pertumbuhan (Anagen)
sel-sel matriks melalui mitosis membentuk sel-sel baru mendorong sel-sel lebih tua ke atas. Aktivitas ini lamanya 2-6 tahun
90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala normal mengalami fase pertumbuhan pada satu saat.
2. Fase Peralihan (Katagen)
Masa peralihan dimulai dari penebalan jaringan ikat di sekitar folikel rambut. Bagian tengah akar rambut menyempit dan bagian di bawahnya melebar dan mengalami pertandukan sehingga terbentuk gada (club).
berlangsung 2-3 minggu

3. Fase Istirahat(Telogen)
Berlangsung + 4 bulan, rambut mengalami kerontokan
50 – 100 lembar rambut rontok dalam tiap harinya.
Gerak merinding jika terjadi trauma , stress, dsbt Piloereksi.
Warna rambut ditentukan oleh jumlah melanin .
Pertumbuhan rambut pada daerah tertentu dikontrol oleh hgormon seks( rambut wajah, janggut, kumis, dada, punggung, di kontrol oleh H. Androgen.
Kuantitas dan kualitas distribusi ranbut ditentukan oleh kondisis Endokrin.
Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan pada S. Cushing(wanita).

Sumber: buku Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI
Share:

Ulkus Dekubitus








DEFINISI

Ulkus Dekubitus (Luka akibat penekanan, Ulkus kulit, Bedsores) adalah kerusakan kulit yang terjadi akibat kekurangan aliran darah dan iritasi pada kulit yang menutupi tulang yang menonjol, dimana kulit tersebut mendapatkan tekanan dari tempat tidur, kursi roda, gips, pembidaian atau benda keras lainnya dalam jangka panjang.

Bagian tubuh yang sering mengalami ulkus dekubitus adalah bagian dimana terdapat penonjolan tulang, yaitu sikut, tumit, pinggul, pergelangan kaki, bahu, punggung dan kepala bagian belakang.

PENYEBAB

Kulit kaya akan pembuluh darah yang mengangkut oksigen ke seluruh lapisannya.
Jika aliran darah terputus lebih dari 2-3 jam, maka kulit akan mati, yang dimulai pada lapisan kulit paling atas (epidermis).

Penyebab dari berkurangnya aliran darah ke kulit adalah tekanan. Jika tekanan menyebabkan terputusnya aliran darah, maka kulit yang mengalami kekurangan oksigen pada mulanya akan tampak merah dan meradang lalu membentuk luka terbuka (ulkus).
Gerakan yang normal akan mengurangi tekanan sehingga darah akan terus mengalir. Kulit juga memiliki lapisan lemak yang berfungsi sebagai bantalan pelindung terhadap tekanan dari luar.

Resiko tinggi terjadinya ulkus dekubitus ditemukan pada:

1. Orang-orang yang tidak dapat bergerak (misalnya lumpuh, sangat lemah, dipasung)
2. Orang-orang yang tidak mampu merasakan nyeri, karena nyeri merupakan suatu tanda yang secara normal mendorong seseorang untuk bergerak.
Kerusakan saraf (misalnya akibat cedera, stroke, diabetes) dan koma bisa menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk merasakan nyeri.
3. Orang-orang yang mengalami kekurangan gizi (malnutrisi) tidak memiliki lapisan lemak sebagai pelindung dan kulitnya tidak mengalami pemulihan sempurna karena kekurangan zat-zat gizi yang penting.
Karena itu penderita malnutrisi juga memiliki resiko tinggi menderita ulkus dekubitus.
4. Gesekan dan kerusakan lainnya pada lapisan kulit paling luar bisa menyebabkan terbentuknya ulkus.
Baju yang terlalu besar atau terlalu kecil, kerutan pada seprei atau sepatu yang bergesekan dengan kulit bisa menyebabkan cedera pada kulit.
Pemaparan oleh kelembaban dalam jangka panjang (karena berkeringat, air kemih atau tinja) bisa merusak permukaan kulit dan memungkinkan terbentuknya ulkus.


GEJALA

Ulkus dekubitus kebanyakan menyebabkan nyeri dan gatal-gatal; tetapi jika terdapat gangguan pada indera perasa, ulkus yang dalampun tidak menimbulkan nyeri.

Ulkus dekubitus dikelompokkan ke dalam beberapa stadium:
# Stadium 1 : ulkus belum terbentuk seutuhnya

# Stadium 2 : kulit merah dan membengkak, seringkali disertai oleh pembentukan lepuhan, lapisan kulit paling atas mulai mati

# Stadium 3 : ulkus mulai timbul di kulit, menyusup ke lapisan kulit yang lebih dalam

# Stadium 4 : ulkus menembus kulit dan lemak, sampai ke otot
# Stadium 5 : terjadi kerusakan otot
# Stadium 6 : merupakan stadium ulkus yang paling dalam, dimana terjadi kerusakan tulang dan kadang terjadi infeksi tulang.

Jika kulit terluka atau robek maka akan timbul masalah baru, yaitu infeksi.
Infeksi memperlambat penyembuhan ulkus yang dangkal dan bisa berakibat fatal terhadap ulkus yang lebih dalam.

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

PENGOBATAN

Mengobati ulkus dekubitus lebih sulit daripada mencegahnya.
Pada stadium awal, ulkus biasanya membaik dengan sendirinya setelah tekanan dihilangkan. Menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi protein dan kalori tambahan bisa mempercepat penyembuhan.

Jika kulit terluka sebaiknya ditutup dengan perban. Agar tidak melekat pada luka, gunakan perban yang dilapisi teflon atau mengandung jeli minyak.
Untuk ulkus yang lebih dalam, digunakan perban yang mengandung bahan yang menyerupai gelatin, yang bisa membantu pertumbuhan kulit yang baru.

Jika luka mengalami infeksi atau mengeluarkan nanah, sebaiknya dibersihkan dengan sabun atau gunakan cairan desinfektan (misalnya povidon-iodin).

Kadang dokter membuang bagian kulit yang mati dengan bantuan pisau bedah (debridemen).

Ulkus yang dalam sulit untuk diobati.
Kadang perlu dilakukan pencangkokan kulit sehat pada daerah yang mengalami kerusakan. Tetapi pencangkokan ini tidak selalu dapat dilakukan, terutama pda usia lanjut yang menderita malnutrisi.

Jika terjadi infeksi, diberikan antibiotik.
Jika tulang dibawahnya terinfeksi (osteomielitis) diberikan antibiotik jangkan panjang karena osteomielitis sulit disembuhkan dan bisa menyebar melalui aliran darah.

PENCEGAHAN

Ulkus dekubitus menyebabkan nyeri dan bisa berakibat fatal.
Ulkus juga menyebabkan masa perawatan di rumah sakit menjadi lebih panjang dan menghabiskan biaya lebih banyak.

Untuk mencegah terbentuknya ulkus bisa dilakukan beberapa tindakan berikut:
# Merubah posisi pasien yang tidak dapat bergerak sendiri, minimal setiap 2 jam sekali untuk mengurangi tekanan
# Melindungi bagian tubuh yang tulangnya menonjol dengan bahan-bahan yang lembut (misalnya bantal, bantalan busa)
# Mengkonsumsi makanan sehat dengan zat gizi yang seimbang
# Menjaga kebersihan kulit dan mengusahakan agar kulit tetap kering.

Jika pasen harus menjalani tirah baring dalam waktu yang lama, bisa digunakan kasur khusus, yaitu kasur yang diisi dengan air atau udara.

Sumber: m e d i c a s t o r e . c o m
Share:

recent posts

Popular Posts

Labels

Blog Archive

Recent Posts