Ethambutol

Deskripsi
- Nama & Struktur Kimia : Ethambutol hydrochlorida
- Sifat Fisikokimia : Etambutol hidroklorida merupakan serbuk kristal berwarna putih, sangat larut dalam air dan larut dalam alkohol. pKa 6,1 dan 9,2
- Keterangan : Etambutol hidroklorida adalah senyawa sintetik antituberkulosis

Golongan/Kelas Terapi
Anti Infeksi

Nama Dagang
- Arsitam - Bacbutol - Cetabutol - Corsabutol
- ETH Ciba 400 - Parabutol - Santibi/Santibi - Tibigon
- Tibitol - Ethambutol (Generik)
klik disini

Indikasi
Antituberkulosa.

Penggunaan bukan sebagai obat tunggal, tetapi dikombinasi dengan paling sedikit satu macam obat antituberkulosa. Misalnya Rifampisin dan INH.


Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian

Pengobatan tuberkulosis:
Catatan : digunakan sebagai multidrug regimen. Regimen pengobatan meliputi fase awal selama 2 bulan diikuti dengan pengobatan fase lanjutan selama 4 hingga 7 bulan, frekwensi dan dosis berbeda tergantung dari fase terapi.

Anak-anak:
Terapi harian 15 – 20 mg/kg/hari (maksimum : 1 g/hari)
Dua kali seminggu DOT (directly observed therapy) : 50 mg/kg (maksimal 4 g/dosis)

Dewasa :
Terapi harian 15 – 25 mg/kg
40 – 55 kg : 800 mg
56 – 75 kg : 1200 mg
76 – 90 kg : 1600 mg

Pada penderita yang pernah mendapat pengobatan antituberkulosa sebelumnya, dosis ethambutol adalah : 25 mg/kg BB/hari dalam dosis tunggal setiap 24 jam.

Dua kali seminggu DOT (directly observed therapy): 50 mg/kg
40 – 55 kg : 2000 mg
56 – 75 kg : 2800 mg
76 – 90 kg : 4000 mg

Tiga kali seminggu DOT (directly observed therapy): 25 – 30 mg/kg (maksimal 2,5 g)
40 – 55 kg : 1200 mg
56 – 75 kg : 2000 mg
76 – 90 kg : 2400 mg

Diseminated Mycobacterium Avium Complex (MAC) pada pasien dengan infeksi HIV : 15 mg/kg etambutol dalam kombinasi dengan azitromisin 600 mg sehari

Interval dosis pada kerusakan ginjal :
Clcr 10 – 50 ml/menit : pemberian tiap 24 – 36 jam
Clcr < style="font-weight: bold;">Farmakologi
Absorbsi : ~ 80%
Distribusi : terdistribusi secara luas dalam tubuh; terkonsentrasi dalam ginjal, paru, saliva dan sel darah merah
Difusi relatif dari darah ke dalam Ccairan serebrospinal : cukup dengan atau tanpa inflamasi

Cairan serebrospinal: normal meninges : 0% ; inflamasi meninges : 25%
Ikatan protein : 20% hingga 30%
Metabolisme : hepatik (20%) menjadi bentuk metabolit inaktif
T½ eliminasi 2.5-3.6 jam; gagal ginjal terminal : 7-15 jam
Waktu untuk mencapai kadar puncak, serum: 2-4 jam
Ekskresi : urin (~ 50%) dan feses (20%) dalam bentuk obat yang tidak berubah

Stabilitas Penyimpanan
Simpan pada suhu kamar yang terkontrol 20°C hingga 25°C
Tablet etambutol hidroklorida harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, dilindungi dari cahaya, kelembaban dan suhu panas yang berlebihan.

Kontraindikasi
Neuritis optik, keterbatasan penglihatan,

Efek Samping
Neuritis optik, buta warna merah/hijau , neuritis perifer, ruam (jarang terjadi) , pruritus, urtikaria dan trombositopenia.

Interaksi
- Dengan Obat Lain : Menurunkan efek : absorbsi menurun jika digunakan bersama alumunium hidroksida. Hindari penggunaan bersama dengan antasida yang mengandung alumunium, beri jarak minimal 4 jam dari pemberian etambutol

- Dengan Makanan : Dapat digunakan bersama dengan makanan karena absorbsi tidak dipengaruhi oleh makanan, dapat menyebabkan iritasi lambung.

Pengaruh
- Terhadap Kehamilan : Tidak diketahui apakah berbahaya bagi janin. Faktor risiko : C. Belum ada penelitian yang adecuat dan “well-controled” pada wanita hamil; efek teratogenik terjadi pada penelitian dengan hewan. Etambutol telah digunakan dengan aman selama kehamilan.

- Terhadap Ibu Menyusui : Hanya sejumlah kecil berada pada air susu. Masuk dalam air susu ibu / gunakan dengan hati-hati (AAP mempertimbangkan “compatible”)

- Terhadap Anak-anak : Tidak direkomendasikan untuk penggunaan anak-anak dibawah umur 13 tahun

- Terhadap Hasil Laboratorium : -

Parameter Monitoring
Tes visual, tes renal, hepatik dan hematopoetic

Bentuk Sediaan
Tablet 250 mg, 500 mg

Peringatan
Penurunan dosis pada kerusakan ginjal dan jika klirens kreatinin kurang dari 30 ml/menit, juga monitor konsentrasi plasma etambutol ; pasien usia lanjut; kehamilan, tes ketajaman penglihatan sebelum pengobatan dan peringatkan pasien untuk segera melaporkan jika terjadi perubahan dalam penglihatan; anak-anak direkomendasikan melakukan monitoring oftalmologi secara rutin.

Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus
-

Informasi Pasien
Jumlah dan frekuensi penggunaan obat tergantung dari beberapa faktor, seperti kondisi pasien, umur dan berat badan. Bila anda mempunyai pertanyaan yang berkaitan dengan jumlah dan/ frekuensi pemakaian obat tanyakan pada dokter atau apoteker. Obat ini harus digunakan bersama dengan obat tuberkulosis yang lain. Obat ini harus digunakan satu kali tiap 24 jam. Dapat digunakan bersama atau tanpa makanan. Selama menggunakan obat ini, disarankan untuk melakukan pemeriksaan penglihatan tiap bulan. Hubungi dokter jika terjadi perubahan pada penglihatan. Ketajaman penglihatan biasanya dapat kembali seperti semula setelah beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah pengobatan dihentikan Jangan menghentikan pemakaian obat ini tanpa berkonsultasi dengan dokter Kondisi medis awal pasien harus diceritakan pada petugas kesehatan sebelum menggunakan obat ini. Jangan menggunakan obat melebihi jumlah yang telah diresepkan, kecuali atas anjuran dokter. Jangan menggunakan OTC atau obat resep yang lain tanpa memberitahu dokter yang merawat. Jika pasien lupa minum obat, segera mungkin minum obat setelah ingat. Jika terlewat beberapa jam dan telah mendekati waktu minum obat berikutnya jangan minum obat dengan dosis ganda, kecuali atas saran dari dokter atau apoteker. Jika lebih dari satu kali dosis terlewat, hubungi dokter atau apoteker.

Mekanisme Aksi
Menekan multiplikasi bakteri, dengan cara mengganggu sintesis RNA.

Monitoring Penggunaan Obat
-

Daftar Pustaka
BNF 50
AHFS Drug Information 2005
MIMS Indonesia 2006/2007
Drug Fact & Comparisons 2003
Drug Information Handbook
Share:

recent posts

Popular Posts

Labels

Blog Archive

Recent Posts