Perdarahan dalam Kehamilan

PENDAHULUAN
Salah satu masalah penting dalam bidang obstetri dan ginekologi adalah masalah perdarahan. Walaupun angka kematian maternal telah menurun secara dramatis dengan adanya pemeriksaan-pemeriksaan dan perawatan kehamilan dan persalinan di rumah sakit dan adanya fasilitas transfusi darah, namun kematian ibu akibat perdarahan masih tetap merupakanfaktor utama dalam kematian maternal.

Perdarahan dalam bidang obstetri hampir selalu berakibat fatal bagi ibu maupun janin, terutama jika tindakan pertolongan terlambat dilakukan, atau jika komponennya tidak dapat segera digunakan. Oleh karena itu, tersedianya sarana dan perawatan sarana yang memungkinkan penggunaan darah dengan segera, merupakan kebutuhan mutlak untuk pelayanan obstetri yang layak.

Perdarahan obstetri dapat terjadi setiap saat, baik selama kehamilan, persalinan, maupun masa nifas. Oleh karena itu, setiap perdarahan yang terjadi dalam masa kehamilan, persalinan dan nifas harus dianggap sebagai suatu keadaan akut dan serius, karena dapat membahayakan ibu dan janin. Setiap wanita hamil, dan nifas yang mengalami perdarahan, harus segera dirawat dan ditentukan penyebabnya, untuk selanjutnya dapat diberi pertolongan dengan tepat.

Terdapat klasifikasi perdarahan berdasarkan umur kehamilan dan setelah kehamilan:
PERDARAHAN HAMIL MUDA
1. Abortus
2. Blighted Ovum
3. Hamil Anggur (Mola Hidatidosa)
4. Kehamilan Diluar Kandungan (Kehamilan Ektopik)

PERDARAHAN HAMIL TUA/HAP (>22 MINGGU)
1. Plasenta Previa
2. Solusio Plasenta

PERDARAHAN POSTPARTUM (HPP)

sumber: dari sini
Share:

recent posts

Popular Posts

Labels

Blog Archive

Recent Posts